Enam Hari Paska Banjir, 163 Warga Masih Bertahan di Tempat Pengungsian Genuk

DAPUR UMUM : Terlihat relawan tengah mendistribusikan kebutuhan logistik (makan dan minum) kepada warga yang masih bertahan di tempat pengungsian Kecamatan Genuk. FOTO : DWI SAMBODO/JATENG POS

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Hingga enam hari, musibah  banjir yang melanda beberapa wilayah di Semarang, tercatat ada sebanyak 163 warga yang masih mengungsi dan bertahan di empat titik tempat pengungsian di wilayah Kecamatan Genuk.

Pasalnya, rumah mereka (pengungsi) masih terendam banjir yang cukup tinggi sejak Rabu (13/3) lalu hingga saat ini.

“Pengungsi masih bertahan di beberapa titik pengungsian yakni di kampus Universitas Semarang (USM) dengan 18 orang, Masjid KA Jami’ Baitul Manaan Trimulyo ada 100 orang, Rumah Kos RT 01 RW 01 Trimulyo ada 45 orang dan rumah samping Konveksi Sablon Trimulyo ada 17 orang. Total ada sebanyak 163 orang,” terang Endro P Martanto Kepala BPBD Kota Semarang, di lokasi pengungsian, Senin (18/3).

Baca juga:  FKUB Batang Segera Wujudkan Desa Sadar Kerukunan

Dijelaskan, saat ini warga masih bertahan di titik pengungsian karena dampak dari genangan air yang masih cukup tinggi yakni sekitar 20-80 centimeter.

iklan

“Terutama untuk warga yang berada di wilayah kecamatan Genuk yang juga menjadi lokasi banjir yang terparah. Di pengungsian ini juga masih dibuka dapur umum berlokasi di sisi jembatan Alastua yang tetap melayani kebutuhan makan dan minum warga (pengungsian),” terang Endro.

Dapur umum tersebut guna memenuhi kebutuhan logistik bagi warga seperti makanan cepat saji berupa nasi bungkus termasuk saat untuk buka puasa maupun makan sahur yang mencakup wilayah di Kelurahan Trimulyo, Dong Biru, Genuksari, yang tersebar di wilayah Kecamatan Genuk.

Baca juga:  Syekh Puji Dipolisikan Gegara Nikahi Bocah 7 Tahun, Korban Sudah Divisum

“Selain pendistribusian logistik berupa makanan untuk kebutuhan pengungsi juga diberikan bahan pangan berupa sembako, seperti beras, mie instan, sayur mayur, sarden dan lainnya,” imbuhnya.

Lanjut Endro, juga termasuk kebutuhan mendesak lainnya di antaranya droping air bersih, obat -obatan, air mineral, pampers anak dan dewasa, pembalut dan MPASI
Terkait kondisi stok kebutuhan logistik makanan cepat saji sendiri, menurutnya masih terbilang aman karena selalu dikirim dari posko Induk Balai Kota ke wilayah kecamatan yang masih membutuhkan logistik, seperti di Kecamatan Genuk dan Semarang Utara.

Dari data BPBD Kota Semarang, sejumlah wilayah yang masih terendam banjir yaitu Kecamatan Pedurungan (Kelurahan Muktiharjo Kidul) ada 95 rumah, terdiri atas 100 kepala keluarga, dengan ketinggian air sekitar 5-20 centimeter. Kecamatan Semarang Utara (kelurahan Tanjungmas, Bandarharjo), ada sebanyak 210 rumah dan 221 kepala keluarga yang terdampak. Dengan ketinggian air sekitar 10-40 centimeter.

Baca juga:  FK Unissula Tak Henti Berbenah, Sesuaikan Kurikulum Kementrian Terbaru

“Selain itu, ada Kecamatan Genuk (di Genuksari, Gebangsari, Muktiharjo Lor,Terboyo Kulon, Trimulyo) ada 1230 rumah dengan 1.256 kepala keluarga. Ketinggian genangan air sekitar 20-80 centimeter. Kecamatan Gayamsari, (Kelurahan Kaligawe), ada sebanyak 300 rumah, 362 kepala keluarga. Dan Jalan Raya Kaligawe dengan ketinggian air sekitar 40 Centimeter. Kemudian, (di wilayah kelurahan Tambakrejo) ada sebanyak 310 rumah dengan 340 kepala keluarga. Ketinggian air sekitar 50 centimeter,” tutup Endro P Martanto. (ucl/rit)

iklan