JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN BARAT – “Ibarat sudah jatuh masih tertimpa tangga.” Ungkapan tersebut sama seperti dialami penggelola persewaan resepsi pernikahan dan karawitan wayang kulit, Tri Manunggal di Jalan Kutilang, Kuncen, Kelurahan Ungaran, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Senin (26/7/2021) pukul 21.15.
Selama pemerintah memberlakukan PPKM yang melarang masyarakat menggelar acara hajatan, gudang tempat menyimpan peralatan dan perlengkapan resepsi pernikahan miliknya malah terbakar. Praktis, sudah tidak pernah mendapatkan penghasilan, seluruh peralatan yang disimpan tersebut ludes terbakar.
Gudang tersebut milik seorang dalang di Ungaran, almarhum Sudirman, yang meninggal beberapa bulan lalu. Tidak ada korban terluka dalam kejadian, namun kerugian material disebabkan amukan Si Jago Merah tersebut diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Seluruh peralatan peralatan karawitan dan dekor hajatan ludes terbakar.
Salah satu keluarga almarhum Sudirman, Yan (35) menyebutkan, peralatan dekor dan pakaian hajatan seluruhnya terbakar. Termasuk perlengkapan wayang dan karawitan yang biasa digunakan pentas almarhum.
“Semua isi di dalam rumah terbakar. Kebakaran sangat cepat. Untungnya seluruh wayang kulit peninggalan almarhum pak Dirman berhasil diselamatkan,” tuturnya di sela-sela pemadaman kebakaran.
Dituturkan, begitu api di dalam rumah mulai membesar beberapa karyawan almarhum langsung mengamankan kotak berisi wayang kulit peninggalan almarhum. Seluruh wayang berhasil diselamatkan, namun peralatan dan perlengkapan dari kain dan kayu tidak berhasil diselamatkan.
“Kotak wayang pertama diambil saat api mulai membesar. Peralatan lainnya tidak memungkinkan karena api semakin membesar. Seluruh wayang kulit peninggalan almarhum aman, tidak ada yang terbakar,” tuturnya.
Ketua RT 04 RW 01 Kuncen Kelurahan Ungaran, Jumadi (55) mengatakan, kejadian pertama kali diketahui warga sekitar yang sedang duduk-duduk di depan rumahnya. Warga curiga karena mendengar suara seperti benda terbakar.
“Setelah dicari sumber suaranya ternyata dari rumah almarhum (pak Dirman, red), awalnya api muncul dari lantai 1 kemudian membesar dengan cepat merembet ke bangunan atas,” ujarnya, Senin (26/7/2021) malam di lokasi kejadian.
Saat kejadian dikatakan Jumadi gudang dalam kondisi kosong. Beberapa saat kemudian karyawan almarhum datang membuka gudang dan menyelematkan barang-barang seadanya yang belum terbakar di lantai 1.
“Di dalam gudang banyak barang-barang dari kain dan kayu sehingga mudah terbakar. Kejadian langsung kita laporkan ke Damkar dan kepolisian,” tandasnya.
Kasubbag Humas Polres Semarang AKP Sugiyarta mengatakan, kebakaran terjadi sekitar pukul 21.15 pertama kali diketahui saksi Aziz Abdul Hanif (21) dan Ahmad Dzulfikar (20) warga setempat.
“Saksi Aziz mendengar suara seperti terbakar kemudian menemui saksi Ahmad. Setelah mendekati lokasi kejadian keduanya melihat sekring listrik yang terpasang di depan gudang keluar api. Juga terlihat api menyala di dalam gudang,” ungkapnya.
Kedua saksi langsung melaporkan ke RT setempat dan teriak minta tolong. Pertolongan awal dilakukan menggunakan peralatan seadanya, api baru bisa dilokalisir dan dipadamkan setelah pemadam kebakarang datang.
“Api berhasil dipadamkan hingga tuntas sekitar pukul 22.45. Petugas menerjukan 7 unit kendaraan pemadam kebakaran. Penyebab kebakaran diduga karena konsleting listrik,” tandasnya.
Koordinator Tim Relawan BPBD Kabupaten Semarang, Tokrik mengatakan, proses pemadaman dilakukan tim Damkar dari Pos BPBD Ungaran, Pos Ambarawa, dan Pos Bringin. Petugas juga dibantu relawan dari Baguna Kabupaten Semarang.
Terlihat pula saat proses pemadaman kebakaran Ketua DPRD Kabupaten Semarang Bondan Marutohening dan beberapa pengurus Baguna. (muz)