26.5 C
Semarang
Minggu, 6 Juli 2025

Dandim 0733 Jamin Ketahanan Pangan

Tinjau Pasar dan Perajin Tempe

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Hiruk pikuk kabar menghilangnya tempe dan tahu di pasaran sebagai dampak protes atas kenaikan harga kedelai import di beberapa daerah tak mempengaruhi ketersediaan makanan rakyat tersebut di Kota Semarang.

Hal ini dibuktikan dari hasil monitoring Ketahanan Pangan yang dilakukan Dandim 0733 Kota Semarang, Letkol Inf Honi Havana M.MDS, Rabu (23/2) di beberapa pasar dan produsen tempe di wilayah Semarang.

Terkait kedelai, Dandim meninjau beberapa pengrajin atau produsen tempe, antara lain di wilayah Koramil Gayamsari Semarang, tepatnya milik Agus Sumargono di kelurahan Pandean Lamper.Dandim didampingi Danramil 04 Gayamsari Mayor Inf Rahmatullah AR SE MM dan Wadanramil kapten Arh Mujiyono SH.

Agus (65) saat kedatangaan Dandim terlihat masih sibuk memproduksi tempe kedelai. Hari itu dia memproduksi 340 kilogram kedelai untuk menghasilkan tempe yang dibungkus plastik. Sehari dia mampu menghasilkan sekitar 850 bungkus tempe.

Kepada Letkol Inf Honi Havana, Agus mengaku tetap memproduksi tempe karena kebutuhan masyarakat terhadap tempe sangat tinggi. Terutama di masa pandemi yang berimbas pada perekonomian masyarakat.

“Tempe sekarang ini jadi makanan favorit, terutama masyarakat menengah ke bawah. Ini karena murah dan bergizi tinggi. Ketika ada himbauan mogok produksi sebagai bentuk protes kenaikan harga kedelai import, saya memilik tetap memproduksi karena merasa kasihan dengan rakyat kecil yang membutuhkan tempe sebagai lauk mereka. Saya berdagang tempe tujuannya tidak sekadar mencari untung, melainkan agar bisa membantu kebutuhan pangan masyarakat. Kalau sampai mereka kesulitan mencari tempe, maka jadi ikut menyulitkan mereka,” kata Agus yang telah menggeluti usaha tempe sejak 40 tahun lalu bersama tiga saudara kandungnya.

Baca juga:  Hasil Penelitian IWI : Konsumsi Air Bersih di Indonesia Meningkat Selama Pandemi

Diakuinya harga kedelai berangsur naik dari Rp 8.000,- hingga Rp 10.900,- per kilogram. Namun bagi Agus, dampaknya bergantung pada konsumen tempe.

“Ketika saya naikkan harganya, ternyata mereka tidak mau. Ketika saya tawarkan harga tetap tapi beratnya berkurang justru mau, maka saya tetap memproduksi tempe dengan harga sama namun beratnya saya kurangi. Contoh misalnya harga Rp 4.000, biasanya kedelainya 450 ons, maka sekarang cuma 400 ons. Kesimpulannya, bahwa pasar tetap mengikuti harga yang sudah-sudah meskipun isinya berkurang,” ungkap Agus.

Atas temuan tersebut, Dandim 0733 Kota Semarang Letkol Inf Honi Havana menyampaikan apresiasinya kepada para pengrajin tempe di Kota Semarang yang berupaya menjaga ketersediaaan tempe untuk menjamin kebutuhan pangan masyarakat. Dengan terus menjaga ketersediaan tempe, maka para pengrajin atau produsen ikut memikirkan masyarakat yang membutuhkan tempe sebagai bahan pangan.

Baca juga:  Juara I Grand Modeling Indonesia 2021

“Dari hasil tinjauan kami, secara umum ketahanan pangan di Kota Semarang sangat aman dan terkendali. Di lapangan, antara lain Pasar Gayamsari sudah tidak dijumpai lagi kelangkaan minyak goreng sebagaimana beberapa waktu lalu. Harga mulai stabil dan sudah banyak di pasar-pasar tradisional. Masyarakat kami minta tidak usah panik, karena pemerintah sudah berhasil mengatasi bersama pihak-pihak terkait. Demikian pula dengan kabar kelangkaan tempe dan tahu, dari hasil pengamatan kami tidak terjadi kelangkaan tahu dan tempe di Kota Semarang. Di pasar-pasar masih banyak dijumpai tahu maupun tempe. bahkan kami datangi produsennya juga masih aktif memproduksi bahan makanan kebutuhan rakyat tersebut. Semarang cukup terkendali ketahanan pangannya,” papar Dandim 0733 Kota Semarang.

Bahkan di tempat Agus Sumargono, Dandim menyaksikan stok kedelai yang bisa untuk diproduksi untuk mencukupi kebutuhan hingga 7 hari ke depan.

“Stok kedelai aman, meski harga naik tapi tidak terjadi kelangkaan. Kedelai yang saya pakai dari Amerika. Kami membelinya di Pasar Damaran dan stoknya masih banyak,” papar Agus.

Di Pasar Gayamsari, Sujiyem, pedagang sembako juga mengatakan stok minyak goreng tercukupi dan masyarakat pembeli sudah banyak datang ke pasar. Harga menurut Sujiyem cenderung stabil dan terjangkau. (Prast.wd/biz/sgt).

TERKINI

Rekomendasi

Lainnya

Wulan Rudy Prasetyo Maju Calon Ketua Umum...

Wisuda SMA MUHI Karanganyar Cetak Dua...

Baik Saja