spot_img
32.6 C
Semarang
Minggu, 29 Juni 2025
spot_img

Tampilkan Lakon “Simpul Perdagangan Jalur Rempah”

Pentas Duta Seni Kota Semarang

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG –  Sejarah dan heritage menjadi salah satu potensi besar Kota Semarang yang kini, terus tumbuh dan berkembangkan, seiring kemajuan zaman. Kawasan Heritage Kota Lama Semarang sendiri, menjadi sebuah representasi harmonisasi keberagaman yang ada di Kota Semarang.

Guna menumbuhkembangkan dan melestarikan ragam seni dan budaya multi kultural tiga budaya, Jawa (islam), Tionghoa dan Belanda. Pemerintah Kota Semarang, mengirim delegasi dalam pentas Duta Seni 2022 di Taman Mini Indonesia Indah, belum lama ini.

“Beragam agama, etnis dan budaya yang merupakan sebuah rentetan framing – framing sejarah yang menarik untuk kita angkat bersama. Salah satunya adalah terkait perdagangan jalur rempah yang sempat menjadi nafas kegiatan perekonomian tidak hanya di Indonesia tapi juga di Kota Semarang”, tutur Hendrar Prihadi Walikota Semarang.

Pada perhelatan pentas seni tersebut, Kota Semarang, menampilkan cerita tentang jalur rempah yang diangkat menjadi sebuah karya seni yang menarik melalui kolaborasi bersama generasi milenial.

Baca juga:  Delapan Guru Juara Lomba Baca Puisi Nasional 2022

“Tentunya, Kami berharap kegiatan ini semakin dapat mengangkat potensi kota semarang. Kota Semarang setiap tahun mengirimkan delegasi dalam pentas Duta Seni di Taman Mini Indonesia Indah Anjungan Jawa Tengah. Namun karena masih pandemi Covid 19, maka pagelaran pentas duta seni dilaksanakan secara virtual melalui youtube dan telah tayang pada tanggal 19 Juni 2022 yang dapat disaksikan oleh masyarakat di chanel https://smg.city/5de “, terang Hendi sapaan akrabnya.

Pada kesempatan ini delegasi Kota Semarang Menyajikan Lakon “Simpul Perdagangan Jalur Rempah” dengan  menggadeng Sanggar Tirang Budaya yang merupakan kolaborasi para penari dari alumni FEB UNNES, Pelaku Seni Sobokarti dan ngesti pandowo serta tokoh kondang Totok Bagong dan Sugeng Gareng. Penata iringan oleh Githunk Swara, Penata Tari oleh mas Ayok dan Paminto dan disutradarai oleh Budi Lee.

Baca juga:  Gereja HKBP Semarang Barat Tunjukan Berkas Alas Hak Kepemilikan Untuk Urus Sertifikat

Isi cerita dalam pementasan ini dimulai Pada Abad 8 M saat itu dijaman Mataram Kuno Wilayah Tirang (sekarang Semarang) sudah menjadi Pelabuhan dengan gugusan

pulau pulau yaitu di wilayah Pragota atau sekarang Bergota, artinya bahwa pada abad tersebut Semarang sudah mempunyai pelabuhan besar sebagai sarana transportasi dan jalur perdagangan.

Sejarah Semarang lama mencatat bahwa terdapat tempat- tempat yang menjadi pusat peradaban budaya yang saat ini masih eksis dan sebagian hanya tinggal kenangan (bangunan tua).

Dan kini berkembangnya kawasan Kota Lama Semarang diketahui menjadi awal modernisasi Semarang. Dengan arsitektur yang khas, sejumlah bangunan peninggalan Belanda pun masih berdiri kokoh hingga kini.

Berdirinya Kelenteng Tay Kak Sie, Kelenteng Sam Poo Kong, dan sejumlah kelenteng yang tersebar di Semarang, menjadi salah satu bukti warisan Jalur rempah dalam keragaman budaya. (biz/ucl)

spot_img

TERKINI