30.3 C
Semarang
Kamis, 14 Agustus 2025

Lunas Hutang Rp 25 M Setelah Anti Riba

Kisah Inspirarif Pak Kaji Narto

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG –  Panggilan bekenya Mbah Narto atau Pak Kaji Narto. Tapi nama aslinya Ir. Sunarto. Magister Pertanian dari UGM itu usia 45 tahun keluar PNS. Merasa usianya habis. Sementara karier PNS lambat bergerak.

Keluar dari Dinas Pertanian Provinsi Jateng, lalu terjun bisnis property. Jualan tanah kavling siap bangun. Moncer. Hingga akhirnya punya banyak bisnis perumahan dan ruko di kota Semarang. Tapi akhirnya terbelit hutang. Hingga Rp 25 milliar di sejumlah bank.

“Kewajiban bayar hutang pasti, tapi hasil usaha tidak pasti. Itulah resiko berhutang di bank,”kata Pak Kaji Narto, saat podcast dengan JatengPosTV, bulan Juni 2022 lalu.

Awalnya, saat bisnis kavling tanpa pinjaman, bisnisnya lancar. Tapi setelah makin berkembang butuh modal bank. Hutang menumpuk. Proyek makin besar. Tapi hasilnya tidak sesuai harapan. Banyak yang belum laku. Hingga akhirnya terjerat bank.

KLIK VIDEO LENGKAPNYA : Lunas Hutang Rp 25 M Setelah Anti Riba  !!

Bertahun-tahun dikejar bank. Hidup tidak tenang. Hingga akhirnya mengenal komunitas tanpa riba. Dari situ diajari bagaimana menghadapi perbankan. Kasimpulanya, kalau pengusaha terjerat bank, jangan menghindar. Hadapi. Di telpun ya diangkat. Disuruh datang ya datangi kantornya. Sejauh aset masih ada, kantor juga ada, tidak ada alasanya untuk takut dengan perbankan.

“Dari siatu saya paham antara bank dan pengusaha itu hubungan saling membutuhkan. Orang bisnis ketemu lembaga bisnis, posisi kita sama, tidak usah takut,”tambahnya.

Baca juga:  RC Semarang Bojong Bantu Yayasan Kanker Anak Indonesia

Yang penting katanya, sampaikan kepada bank bahwa kita punya niat kuat untuk melunasi hutang. Tapi sampaikan, yang bisa dilunasi hanya pokoknya saja. Karena bunganya riba. Bagi sebagian bank, membayar pokok itu lebih baik daripada dananya macet.

“Saya ingat ayat Al Quran, kalau punya hutang wajib dibayar, tapi kita bayar pokoknya saja, karena bunganya tergolong riba. Jika kita lobi dengan baik, perbankan bisa menerima,”tambahnya.

Soal jalanya dari mana, ya tentu jual aset kita yang hadi jaminan bank tersebut. Persoalanya, tambah pak Kaji Narto, banyak orang tidak mau melepas aset yang dimiliki. Eman. Malu. Dan merasa sulit menjualnya.

“Inilah yang harus dirubah dari pengusaha, jangan berniat ngemplang hutang. Sejauh punya aset niatkan melunasi hutang, Alloh akan kasih jalanya,”kata dermawan yang tinggal di Jatingaleh Semarang ini

Setelah berazam melunasi hutang, menurutnya banyak keajaiban. Tanah-tanah dan aset yang dulunya dijual tidak laku, satu persatu dibeli orang. Bahkan dengan harga dua kali lipat daripada yang dulu.

“Karena saya sudah niat melunasi hutang, semua aset saya jual. Bahkan rumah anak saya, rumah yang saya tempatipun saya kasih plang dijual. Sampai para tetangga seolah tidak percaya, menganggap saya sudah bangkrut,”tambah pengagum Habib Lutfi Pekalongan ini.

Baca juga:  Ganti Hati di Iran

Dari niat menjual aset untuk melunasi hutang itulah, akhirnya Alloh membukakan jalan. Aset tanah di sejumlah lokasi satu per satu laku. Bahkan yang dulunya dijual Rp 1,5 M tidak laku, akhirnya malah laku Rp 2 M. Begitu seterusnya hingga hutang Rp 25 M di sejumlah bank bisa terbayar dan kini tinggal Rp 6 M. Kini pak Narto merasa sudah seperti tidak punya hutang. Karena masih banyak aset yang nilainya jauh lebih besar.

“Jadi intinya niatkan membayar hutang, dan yang paling penting hindari ribanya. Saya juga ingat ayat Quran, kata Alloh hindari ribanya, nanti pokoknya Alloh yang akan menyelesaikanya. Alloh juga berjanji, barang siapa berniat membayar hutang, akan dikasih jalan-jalan rizki yang banyak.  Itulah keajabikan anti riba yang saya alami,”imbuh pemilik jamaah pengajian Fulisiyah di rumahnya itu.

Motivator bisnis yang suka mengajari umat Islam sukses berusaha property itu menambahkan, setelah anti riba, kini usahanya jauh lebih tenang dan lancar. Banyak pemilik lahan yang menawari kerjasama property. Membangun perumahan tapi tidak harus beli tanahnya karena kerjasama.

“Itulah jalan-jalan yang Alloh berikan. Sekarang yang penting kita mencari bisnis yang diberkahi Alloh, insyaa Alloh hasilnya lebih baik,”tutup pemilik rumah yang tiap Jumat pagi diserbu ratusan orang karena membagi makanan dan uang itu. (jan)


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya