JATENGPOS.CO.ID, JEPARA – Tuhan menciptakan hambaNya selalu ada hikmah dibaliknya. Begitulah yang terjadi pada adik kecil bernama Ramdhan, warga Jepara. Meski lahir dalam kondisi tanpa kaki dan tangan yang normal, dia punya kelebihan diatas rata-rata.
Orang menyebutnya bocah ajaib karena bisa beraktivitas sendiri. Dia punya kelebihan selalu bisa mengingat kejadian yang sudah lalu dengan cepat. Dia cekatan. Tidak punya minder kepada siapapun. Bahkan bisa melukis layaknya orang normal.
Itulah yang terjadi pada bocah 6 tahun, warga Dusun Jehabln, Desa Kunir, kecamatan Keling, Jepara, Jawa Tengah ini. Lahir dengan nama lengkap Makruf Amin Ramdhan. Mirip nama wakil presiden RI, Makruf Amin.
Padahal bocah ini mengalami keterbatasan fisik. Disabilitas. Kedua tangan hanya sebatas lengan. Kedua kakinya kerdil. Yang satu separo. Satunya malah minimalis. Hampir tidak kelihatan. Sehingga kalau berjalan kadang bergulingan. Atau tegak dengan ngesot. Tetapi bisa berlari cepat.
“Kondisi ini sejak lahir. Padahal waktu mengandung juga tidak ada keluhan. Cuma pas lahir sungsang, kepalanya keluar lebih dulu,”kata Solikah, ibu Ramdan, saat ditemui Jateng Pos TV, di rumahnya, Rabolu 9 Agustus 2023.
Yang membuat Solikah tegar, meski fisik terbatas, anaknya tidak merepotkan. Mandi sendiri. Makan sendiri. Meski kadang belepotan karena susah memegang sendok. Ramdan juga sekolah seperti anak lainya. Sekarang kelas 1 MI di desanya. Karena jalanya naik-turun sekolahnya diantar. Saat di sekolah dibekalli skyboard supaya cepat beraktivitas.
Yang hebat, Ramdan bisa melukis. Bakatnya itu dipertajam dengan ikut les melukis di kota Jepara. Setiap pekan, ibunya mengantar les naik motor perjalanan 1,5 jam. Maklum, rumah Ramdan dipucuk gunung dengan perjalanan esktrim. Melewati hutan dan jurang.
“Karya-karya lukisnya sudah pada dibeli pak pejabat. Ada yang dibeli pak Kapolres Jepara dan Pak DPR, “imbuh wanita 26 tahun ini.
Saat bayi dulu, Solikah sempat putus harapan. Anaknya mungkin akan sulit bergaul. Ternyata sebaliknya. Ramdan sekarang banyak teman. Sering dilibatkan komunitas difabel dan diundang pejabat. “Dulu saya ga mau anak saya dipublikasikan karena takut dikira exploitasi anak. Tapi setelah sering diajak relawan berkegiatan, sekarang banyak yang senang Ramdan. Bahkan banyak orang datang ke rumah melihat Ramdan dan membantu,”imbuhnya.
Tiap hari Ramdan juga ikut ibunya jualan keliling. Selain jualan es di sekolah, ibunya jualan baju online. “Anak ini tak ajari berjuang biar tahu susahnya cari uang. Saya di rumah hanya berdua karena suami merantau di Pelembang,”imbuh Solikah.
Hebatnya, Ramdan rajin ke masjid. Setiap dengar azan langsung bersiap dengan pecinya. Berdiri di teras rumah menunggu jemputan temanya. Lalu digendong ke masjid karena jalanya naik turun. “Dia senang banget dengan ceramah agama. Sering lihat kabah dan masjidil haram di HP. Pernah bilang saya, kapan ya ma kita bisa ke kabah,”imbuhnya. (jan)