Harga Beras Melonjak, Ini Alasan Penyebabnya

Wartinah salah satu karyawan di penggilingan padi sedang menjemur padi sebelum diproses menjadi beras. FOTO:SETYO WUWUH/JPNN

JATENGPOS.CO.ID. TEMANGGUNG– Tingginya harga beras di pasaran terjadi karena harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani yang juga masih tinggi. Hal ini disebabkan karena saat ini belum memasuki musim panen raya.

Selain itu, juga karena cuaca yang belum mendukung, sehingga butuh waktu cukup lama untuk mengeringkan gabah.

“Kalau kualitas berasnya bagus, pengeringan gabah juga harus kering sempurna,” ungkap Kepala Perum Bulog Sub Divre Wilayah V Kedu, Sony Supriyadi, kemarin.

Kondisi ini kata Sony, membuat pasokan beras dari tingkat petani tidak sebanyak pada musim panen raya dan musim yang bagus. Oleh karena itu harga beras di tingkat pengecer terutama di pasar-pasar tradisional mengalami kenaikan yang cukup signifikan.


Baca juga:  Hadapi Lebaran 2021, Bulog Kedu Siapkan 10.000 Ton Beras Jamin Pasokan Tersedia

Atas kondisi ini, Perum Bulog Sub Divre Wilayah V Kedu berupaya memperluas Operasi Pasar (OP).

Informasi dari sejumlah mitra kerja Bulog, saat ini harga GKP saat ini di kisaran Rp6.000 per kilogram. Pada posisi harga gabah tersebut, maka diperkirakan harga beras tidak akan kurang dari Rp12.000 per kilogram.

“Karena itu, untuk menyikapi hal tersebut, kami akan memperluas OP beras agar harga beras relative stabil,” ujar Sony.

Sony menegaskan, pihaknya telah menyalurkan beras dalam OP sejak Jumat (5/1) lalu. Hingga saat ini beras yang digelontorkan sudah mencapai 400 ton di enam kabupaten/kota di wilayah eks-Karesidenan Kedu. Penyaluran beras OP melalui 15 mitra kerja Bulog pada jaringan-jaringan pedagang di bawah mereka.

Baca juga:  Gunakan SKD Palsu, 2 Calon Siswa SMA di Jateng Didiskualifikasi

“Hingga 31 Maret mendatang, kami menarget mampu menyalurkan beras dalam OP beras hingga 4.000 ton,” ujar Sony.

Sementara itu, di pasaran harga beras terus mengalami kenaikan. Penyebabnya antara lain karena kekurangan pasokan beras. Pedagang terpaksa mencari pasokan beras ke daerah lain.

Luluk (40), pedagang beras di Pasar Kliwon Temanggung mengaku menjual beras dengan harga Rp12.000 – Rp12.500 per kilogram, naik dari sebelumnya Rp11.000 – Rp11.500 per kilogram. Lantaran sulit mendapat pasokan beras, ia mencarinya hingga ke daerah Sragen.

“Memang langka, pasokannya sangat sulit. Petani lokal belum panen. Saya dapat pasokan dari Sragen,” kata Luluk.

Sementara itu Nurul (39), salah seorang konsumen mengaku mendapatkan beras kualitas super seharga Rp12.200 per kilogram dalam pembelian secara grosir. Harga ini naik dari sebelumnya antara Rp10.600-Rp11.200 per kilogram.

Baca juga:  Polda Jateng Tetapkan Tiga Tersangka Kasus Pemerkosaan di Purworejo

Sebagai pedagang makanan, Nurul tidak serta merta menaikkan harga jual makanannya. Meskipun keuntungan yang didapatkannya menurun akibat kenaikan harga beras dan beberapa harga kebutuhan pokok lainnya.

“Tidak begitu saja saya naikkan, takut pelanggan pada pindah. Harapan kami harga-harga kebutuhan pokok terutama beras bisa segera stabil,” harapnya. (set/jpnn/muz)