spot_img
28.6 C
Semarang
Rabu, 25 Juni 2025
spot_img

Polisi Tembak Mati Siswa Paskibraka di Semarang, Diminta tak Alihkan Fakta

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG– Kasus penembakan hingga tewas oleh oknum anggota polisi kembali terjadi. Masih hangat kasus AKP Ulil ditembak mati Kabas Ops Polres Solok Selatan, kini kasus yang libatkan polisi tejadi lagi.

Seorang anggota pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) yang juga siswa di SMK 4 Semarang kelas XI Teknik Mesin 2, tewas setelah diduga ditembak oleh anggota polisi, Minggu (25/11).

Korban diketahui berinisial GRO, sempat menjalani perawatan medis di Instaladi Gawat Darurat (IGD) RSUP dr Kariadi Semarang, sebelum menghembuskan nafas terakhir.

Berdasarkan informasi yang berkembang di media sosial, korban tewas ditembak di daerah Kalipancur Semarang pada Minggu (24/11). Saat ini korban sudah dibawa ke Sragen untuk dimakamkan.

Awak media berusaha mendatangi rumah duka di daerah Manyaran, Semarang, namun hanya ada beberapa orang di sana dan enggan untuk diwawancara.

Adapun dari pihak SMKN 4 Semarang mengakui adanya salah satu siswa yang meninggal. Namun pihak sekolah juga belum bisa memberikan penjelasan mengenai peristiwa itu.

“Kita juga belum ada konfirmasi resmi ke kita. Jadi kita belum menjelaskan secara utuh soal kejadian,” kata Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMKN 4 Semarang, Agus Riswantini ditemui di kantornya, Senin (25/11/2024).

Lebih lanjut, selain GRO, terdapat dua siswa lain salah satunya kelas XII dari yang juga menjadi korban dari kejadian tersebut.

Ketiga korban itu, kata Nanang, merupakan siswa yang selama ini aktif dalam kegiatan pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) di sekolah.

Lebih lanjut kedua rekan korban dalam kondisi selamat, di mana sedang menjalani perawatan medis dan belum bisa ditemui.

Dikabarkan, keduanya mengalami trauma atas insiden penembakan misterius yang diduga melibatkan oknum polisi tersebut.

Kerabat korban bernama Umi yang dihubungi wartawan membenarkan ada informasi GRO tertembak. Namun dia tidak bisa menjelaskan dengan detail. Korban dikabarkan telah dibawa ke rumah duka dan disemayamkan di Sragen

Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar mengungkapkan peristiwa itu terjadi di sekitar jalan Perumahan Paramount, Semarang Barat, Minggu. Irwan mengatakan semula terjadi tawuran antara geng Tanggul Pojok melawan geng Seroja.

Korban penembakan merupakan anggota geng Tanggul Pojok. Dia menyebutkan, para remaja melawan polisi saat dilerai hingga akhirnya dilakukan tindakan tegas berupa tembakan kepada gengster tersebut.

“Saat kedua kelompok gangster ini melakukan tawuran, muncul anggota polisi. Kemudian dilakukan upaya untuk melerai. Namun, ternyata anggota polisi informasinya diserang, sehingga dilakukan tindakan tegas,” ujar Irwan saat diwawancarai di markasnya, Senin (25/11/2024) malam.

Dia membeberkan korban terkena tembakan di bagian pinggul. Lalu anggota gengster lawan membantu melarikan korban ke RSUP Kariadi Semarang bersama polisi.

“Yang tertembak itu korban terkena pinggulnya. Ketika dibawa ke rumah sakit ini yang menolong justru dari kelompok lawannya, kelompok Saroja, plus yang anggota kita ini yang membawa ke RSUP Kariadi,” lanjut dia.

Oleh karena itu berita duka baru diberitahukan kepada keluarga korban di keesokan harinya lantaran identitas baru diketahui.

“Makanya sampai malam, sampai jam 10.00 pagi kan belum diketahui identitasnya, dari kelompok Seroja juga ndak mengenali,” imbuh Irwan.

Dia menyebut korban membawa sajam saat kejadian, tapi saat ini barang bukti tersebut telah diamankan polisi. Sementara itu dia juga masih mendalami penyebab kematian korban dengan menunggu hasil visum dari rumah sakit.

“Nanti saya masih menunggu hasil visum dari rumah sakit, tapi sepertinya ada luka tembak,” ungkap dia.

Informasinya yang dia peroleh, saat peristiwa terjadi pukul 01.00 WIB dini hari, anggotanya dalam perjalanan pulang ke rumah melintasi jalanan di depan perumahan paramount.

Saat melihat tawuran anggotanya mencoba melerai. Namun anak buahnya itu justru menembakkan peluru kepada korban. Kini polisi tersebut juga tengah diselidiki perannya.

“Terkait dengan peran anggota ini sedang dilakukan pendalaman oleh paminal,” ujar dia.

Lebih lanjut, dia menyampaikan di waktu yang sama terjadi tawuran di Gamyamsari dan Semarang Utara. Kini polisi mengamankan 2 remaja dari tawuran Gayamsari dan 4 remaja dari tawuran Semarang Barat yang menewaskan seorang korban.

“Total 6 di hari yang sama. Polisi masih mendalami peristiwa ini saat ini sedang kita dalami, kita ungkap siapa-siapa saja yang saja yang terlibat,” tandas dia

Ketua LBH Penyambung Titipan Rakyat (Petir) Zainal Petir, meminta Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar terbuka mengenai insiden penembakan yang diduga dilakukan anggotanya kepada GRO (17), siswa SMK 4 Semarang yang juga anggota Paskibra. Polisi harus menyampaikan fakta di lapangan dengan sebenar-benarnya.

“Tidak boleh ditutup-tutupi, biar masyarakat percaya dengan kinerja polisi. Kalau memang anak buahnya salah ya harus ditindak tegas. Jangan sampai dialihkan ke hal-hal yang tidak sesuai dengan fakta kejadian di lapangan,” ujar Ketua LBH Penyambung Titipan Rakyat (Petir) Zainal Petir, Senin (25/11/2024).

Hal itu didasari karena ada beberapa informasi lain di lapangan yang berbeda kronologinya dengan yang disampaikan aparat kepolisian. Bahkan, Zainal mendorong masyarakat yang peduli kasus ini membentuk Tim Pencari Fakta guna membuat terang benderang peristiwa itu.

“Siapa yang salah dan siapa yang benar. Aku sudah cari info ketiga anak itu (salah satunya korban) berperilaku baik dan kalem, anggota paskibra. Kapolrestabes harus fair, apakah oknum polisi sudah sesuai SOP atau tidak, karena ada informasi simpang siur,” katanya.

Pihaknya siap memberikan pendampingan hukum kepada keluarga korban jika ada permintaan dari anggota keluarga.

“Segera direkonstruksi biar masyarakat lega,” ujar Zainal yang juga penasihat Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kota Semarang itu.

Dilansir dari tribunnews, salah satu kejanggalan diantaranya Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar menyebut kejadian saat terlibat tawuran antara dua kelompok di Pojok Tanggul dan Seroja, di depan Perumahan Paramount, Semarang Barat, Minggu (24/11/2024) sekitar pukul 01.00 WIB.

Irwan mengklaim anak buahnya diserang lebih dulu oleh para pelaku tawuran saat berusaha melerai. Merasa mendapatkan ancaman, polisi itu mengambil tindakan tegas dengan menembak.

“Anggota polisi melakukan upaya melerai, polisi diserang hingga dilakukan tindakan tegas (menembak korban),” klaim Irwan di Mapolrestabes Semarang, Senin (25/11/2024) malam.

Namun saksi mata yang seorang satpam Perumahan Paramount membantah ada kejadian tawuran di lokasi tersebut.

“Teman saya yang jaga malam memastikan tidak ada tawuran. Kalau ada tawuran kami pasti tahu dan buat laporan (ke atasan),” ujar seorang satpam yang enggan disebutkan identitasnya.

Polisi mengatakan korban hendak tawuran dan merupakan gengster.

Namun demikian sahabat korban dan juga pihak sekolah mengatakan Gamma Rizkynata Oktafandy adalah anak yang baik dan berprestasi.

“Dia (korban) orangnya baik, tidak bersikap aneh-aneh,” ungkap Akbar Deni Saputra, sahabat korban, saat bertakziah ke rumah nenek korban di Kembangarum, Semarang Barat, Senin (25/11/2024) malam.

Menurut Akbar korban bahkan sempat bermain ke rumahnya selepas pulang sekolah di daerah Ngaliyan, Jumat (22/11/2024).

“Makanya saya kaget ketika hari Minggu (24/11/2024) dikabari korban meninggal dunia,” lanjutnya.

Pihak sekolah juga meragukan tuduhan bahwa korban merupakan anggota gangster. (dbs/muz)

spot_img

TERKINI