JATENGPOS.CO.ID, SIDOARJO- Tim Gabungan terus berupaya mencari dan mengevakuasi mayat-mayat santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur yang masih tertimbun di bawah reruntuhan geduang mushola setempat. Total hingga Minggu (5/10/2025) pagi ini jumlah yang ditemukan meninggal dunia sebanyak 35 orang anak.
Proses evakuasi hari ini merupakan hari ketujuh. Sebelumnya, pada hari keenam pencarian, tim gabungan berhasil mengevakuasi 12 korban, termasuk satu body part.
“Di hari keenam pencarian terdapat 11 korban dan satu body part berhasil diekstraksi,” kata Direktur Operasi BNPB, Laksamana TNI Yudhi Bramantyo, Minggu (5/10/2025) pagi.
Disebutkan, korban ke-30 yang hanya berupa bagian kaki kanan dari batas panggul hingga telapak kaki, ditemukan petugas di sektor A4. Sementara itu, penyebab kondisi tubuh korban tidak utuh, menurut petugas, kemungkinan besar akibat terhimpit material bangunan. Bukan karena penggunaan alat berat selama proses evakuasi.
“Proses evakuasi masih terus berlangsung. Pembersihan puing-puing difokuskan ke sisi utara pada bagian yang tidak terintegrasi dengan struktur utama,” jelas Yudhi.
Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit, menyampaikan bahwa progres evakuasi puing bangunan Ponpes Al Khoziny telah mencapai sekitar 60 persen. “Hampir seluruh bagian-bagian dari runtuhan di sektor A4 sudah hampir semuanya disingkirkan. Kemudian menuju tengah bagian A3 dan A2,” kata Nanang, Sabtu (4/10/2025) malam.
Tim SAR memperkirakan sebagian besar korban tertimbun di sektor A4, titik pusat runtuhan yang difungsikan sebagai mushala. Di area inilah para santri diketahui sedang melaksanakan salat Ashar saat kejadian.
“Kami berharap bahwa penemuan korban berikutnya akan lebih banyak setelah itu memasuki di bagian tengahnya karena itu adalah bagian dari tengah-tengahnya bangunan mushala itu,” ucap Nanan.
Sebelumnya, Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengatakan, lebih dari 400 personel tim SAR gabungan bekerja siang dan malam selama 24 jam. Menurut dia, seluruh langkah pencarian di lapangan dilakukan dengan perhitungan yang matang supaya tidak menimbulkan risiko tambahan bagi proses evakuasi jenazah.
Di tengah proses yang berat ini, muncul masalah baru, seperti bau menyengat dari reruntuhan yang mulai mengganggu petugas di lapangan. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo pun turun tangan. Mereka menciptakan formula cairan penetral bau berbahan organik, yang langsung disemprotkan ke area terdampak.
“Formula ini dibuat dari fermentasi buah-buahan, rempah, dan katalis organik. Ramah lingkungan dan bekerja dengan meredam bau melalui proses oksidasi material organik,” jelas Kepala DLHK Sidoarjo, Bahrul Amig, Jumat (3/10/2025).
Menurut Amig, cairan tersebut diracik hanya dalam waktu dua hari terakhir dan langsung diuji coba di lapangan. Hasilnya cukup efektif. Bau menyengat yang sempat mengganggu petugas kini mulai mereda.
“Petugas kami, Mamad, melaporkan bahwa dalam hitungan menit setelah disemprot, baunya langsung berkurang. Teman-teman di lapangan juga merasa lebih nyaman,” ujar Amig.
Penyemprotan dilakukan mulai pagi hingga sore. Kali ini, petugas lebih leluasa bergerak karena area yang mulai bersih dari reruntuhan berat.
Amig menegaskan, pembuatan cairan ini adalah bentuk panggilan kemanusiaan. “Ini panggilan hati untuk saudara-saudara kita yang wafat syahid. Setidaknya bisa meringankan tim evakuasi dan keluarga korban yang masih menunggu di sekitar lokasi,” tuturnya.
Diketahui kejadian bangunan lantai empat Ponpes Al Khoziny ambruk pada Senin, 29 September lalu saat para santri sedang menjalankan ibadah sholat ashar berjamaah dalam mushola pada bangunan tersebut.
Hingga saat ini total korban tercatat 138 orang, dengan rincian 103 orang selamat dan 35 orang meninggal dunia. (dbs/muz)