JATENGPOS.CO.ID. TEGAL- Tak menyangka, seorang guru di SMPN 1 Slawi, Kabupaten Tegal, mendapat tugas untuk mengajar di Sekolah Indonesia yang berada di Luar Negeri (SILN) yakni di kota suci Makkah.
Guru mata pelajaran Bahasa Inggris ini bernama Bunyamin. Untuk mendapatkan tugas itu, memang tidak mudah. Bapak dari tiga anak ini harus mengikuti kompetisi dan seleksi yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
“Saya tidak pernah berpikir akan ada pengiriman guru PNS dari Indonesia untuk bisa mengamalkan ilmu di kota suci Makkah, apalagi guru bahasa Inggris seperti saya ini,” tutur Bunyamin, sebelum berangkat ke Makkah, Senin (12/2) lalu.
Keberuntungan Bunyamin kali ini, sangat berlimpah. Karena keberangkatannya ke Makkah pada Selasa (13/2) itu, Bunyamin tidak sendiri. Tapi bersama ketiga anaknya dan istri tercintanya. Dia mengaku, sebelum mendapat tugas itu, dia mendaftar melalui non line. Jumlah pendaftar yang ingin menjadi guru SILN itu, mencapai ribuan.
Mereka harus mengikuti berbagai tahap. Mulai tahap 1, 2, 3 dan 4. Para pendaftar diseleksi secara ketat oleh Biro Perencana dan Kerjasama Luar Negeri (PKLN) Kemendikbud. Jika memenuhi syarat, pendaftar akan lolos. Syarat di tahap 1 dan 2, harus memiliki sertifikat atau pernghargaan prestasi di tingkat nasional.
Selain itu, harus memiliki kecakapan casciscus bahasa Inggris yang dibuktikan dengan sertifikat Test of English as a Foreign Language (TOEFL). Kemudian harus lancar saat tes wawancara dengan menggunakan bahasa Inggris. Syarat lainnya bagi calon Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) yang akan ditempatkan di Cairo, Riyadh, Jeddah, dan Makkah, yakni harus hafal berbahasa Arab.
“Ini memang doa ibu saya yang menghendaki agar saya pergi ke tanah suci Makkah. Dan ternyata Allah menunjukkan kebesaran-Nya. Terimakasih ya Allah, dan terimakasih untuk Ibu saya tercinta,” ucapnya haru.
Selain untuk mendidik anak Indonesia yang berada di kota Makkah, Bunyamin mengaku mengikuti program SILN itu karena dirinya ingin beribadah kepada Allah di kota suci bersama keluarganya. Dia juga ingin memotivasi anak-anaknya agar bisa lebih berprestasi di negeri orang. Bunyamin juga mempunyai visi agar bisa mengharumkan nama Indonesia dengan cara mempromosikan budaya Indonesia yang Islami di negara Arab Saudi.
Program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) juga merupakan salah satu motivasi baginya untuk bisa mensukseskan program pemerintah Indonesia dalam rangka internasionalisasi bahasa Indonesia di mancanegara.
“Saya akan mengajar di tanah suci selama dua tahun,” tutupnya. (yer/jpnn/muz)