30 C
Semarang
Senin, 12 Mei 2025

Satu Abad Pramoedya, Teater HAE Pentaskan Ontosoroh Era Digital

JATENGPOS.CO.ID,  SEMARANG – Ratusan penonton lintas generasi, mengapresi pertunjukan pentas monolog dalam rangka peringatan satu abad sastrawan legendaris Pramoedya Ananta Toer.

Pentas monolog berjudul ” Paramita ” di mainkan oleh Teater HAE Semarang, di Gedung Serba Guna Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, belum lama ini.

Meski bertajuk monolog, Indah Sri Nofitasari yang memainkan tokoh Perempuan, ternyata bukan satu-satunya aktor. Syarif Ubaidillah, Ponco Adi Nugroho, dan Mahran Nazih turut bermain dan berdialog meski hanya sebentar.

Di sutradarai Nila Dianti dan naskah cerita ditulis oleh Anton Sudibyo serta penata musik Aristya Kuver mampu memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam merancang ilustrasi pertunjukan.

“Kita hormati Ontosoroh yang meski seorang gundik tapi tegak melawan kepongahan sistem hukum dan sosial Belanda. Mengapa kita tidak bisa hormat pada perjuangan perempuan masa kini dengan segala stereotip buruk yang dikonstruksi oleh hukum dan sosial masyarakat kita?,” kata Anton Sudibyo.

Mantan wartawan sejumlah media di Semarang itu, belakangan produktif dengan karya-karya yang merekam kehidupan manusia modern di zaman digital.

Sebelumnya, ia menulis Tap-Tap yang dipentaskan Teater HAE November 2024 lalu di Auditorium RRI Semarang. Tap-Tap memotret sisi gelap dunia influencer yang memanipulasi audiens lewat karakter-karakter palsu komunitas live streaming.

Paramita adalah pentas produksi HAE ke-8. Komunitas yang berdiri pada 2019 ini nampak lebih suka memainkan naskah produksi sendiri, dari pada mementaskan naskah lama.

“Dunia bergerak cepat, arus informasi semakin cepat dan meluap-luap, muncul persoalan dan tantangan baru di sekitar kita yang menuntut respon kita untuk menghadirkannya di panggung teater,” pungkas Anton usai pementasan.

Dalam cerita tersebut, mengisahkan sosok seorang perempuan tangguh yang dijual ayahnya sendiri demi uang dan jabatan, menjadi gundik pengusaha kaya, kemandiran dan tekadnya untuk berdaya, hingga keberaniannya melawan sistem hukum dan sosial yang mengungkungnya. (ucl)



Popular

LAINNYA

Terkini