JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN – Bibit tanaman pertanian mempengaruhi mutu dan kualitas produksi yang dihasilkan, karena itu petani diimbau agar tidak menggunakan bibit tak berlabel yang tidak diketahui asal-usul dan kualitas indukannya.
Pernyataan demikian disampaikan Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Pangan Kabupaten Semarang, Wigati Sunu seusai menyampaikan pemaparan dalam Seminar dan Diskusi “Strategi Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Pertanian-Peternakan” di balai desa Kadirejo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Kamis (7/3).
Menurutnya, bibit yang tidak berlabel diragukan kualitasnya karena belum bersertifikat dan tidak diketahui keunggulan mutu dan kualitasnya. Dikhawatirkan jika petani menggunakan bibit tidak berlabel hasil produksi tanamannya tidak sesuai yang diharapkan.
“Pemerintah sudah menganjurkan petani saat menanam menggunakan bibit berlebel atau bersertifikat karena mutu dan kualitasnya lebih terjamin. Jangan pakai benih yang asal-asalan karena tidak diketahui asal-usul indukannya. Beda dengan benih yang sudah berlabel memiliki jaminan kualitas dan kecocokan dengan lahan pertanian setempat,” ujarnya kepada Jateng Pos.
Pihaknya, lanjut Sunu, selalu menyosialisasikan petani untuk menggunakan benih yang unggul dan berlabel. Pasalnya, banyak benih yang dijual di pasaran tidak menggunakan label. Bibit yang sudah berlabel, menurutnya, pihak penangkar selaku pengelola usaha pembibitan sebelumnya telah memiliki surat ijin dari Balai Benih Jawa Tengah melalui proses penelitian dan pengujian.
Kepala Desa Kadirejo Riyadi selaku penyelenggara seminar mengatakan, diharapkan kegiatan ini memberikan pengetahuan kepada generasi milenial di Desa Kadirejo dan Kecamatan Pabelan, untuk mengetahui lebih jauh tata cara pengolahan pertanian maupun peternakan yang produktif. Diharapkan di desa yang dipimpinnya ini akan muncul petani muda yang potensial, tidak hanya handal dalam pengelolaan lahan namun juga menghasilkan produksi yang maksimal dan berkualitas.
“Harapan saya melalui kegiatan ini tidak hanya pengetahuan pertanian dan peternakan yang dapat diserap peserta, namun sekaligus mengenalkan dengan birokrat Pemkab Semarang dan Provinsi untuk memberikan motivasi dan pengetahuan bercocok tanam yang benar sekaligus potensi pasarnya,” ujarnya.
Hadir dalam seminar ini, selain Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Pangan juga drh Endah Rukmi Yulianti selaku Kasi Pakan Ternak Bid Budidaya Disnakeswan Jateng, Guru Besar IPB Bogor Prof Lucky Abdullah, dan Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nugroho Teguh S. Seminar diikuti ratusan peserta yang kebanyakan dari Karang Taruna dan kelompok tani. (muz/biz)