spot_img
27.2 C
Semarang
Sabtu, 28 Juni 2025
spot_img

77 Dusun di Kabupaten Semarang Rawan Kekeringan

JATENGPOS.CO.ID,  UNGARAN – Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Heru Subroto mengatakan memasuki musim kemarau tahun ini, BPBD Kabupaten Semarang memetakan 14 dari 19 kecamatan masuk kategori rawan kekeringan.

Dijelaskan, pihaknya telah menyiapkan bantuan air bersih jika warga disana mengalami kesulitan air bersih. “Kita siapkan bantuan air bersih sebanyak 163 tanki berisi masing-masing lima ribu liter. Jumlah itu bisa ditambah sesuai kebutuhan,” terangnya usai upacara hari kesiapsiagaan bencana tingkat Kabupaten Semarang di halaman Kantor BPBD di Ungaran, Senin (26/4).

Dijelaskan lebih oleh Heru, sebanyak 77 dusun di 33 desa yang tersebar di 14 kecamatan termasuk sangat rawan kekeringan. Diantaranya terjadi di dusun / Desa Rogomulyo Kaliwungu, Dusun Pungkruk dan Getas Kombang Pringapus dan Dusun Kropoh Desa Gogodalem Bringin.

Baca juga:  Gubernur Instruksikan ASN Jateng Tidak Korupsi

“Bantuan air bersih juga didukung dari Pemprov Jateng serta partisipasi perusahaan swasta,” terangnya.

Upacara Hari Kesiapsiagaan Bencana tahun 2021 tingkat Kabupaten Semarang diikuti puluhan relawan dan dipimpin oleh Bupati H Ngesti Nugraha. Dia menyampaikan penghargaan kepada seluruh OPD dan relawan yang telah berperan aktif membantu penanganan bencana alam di Kabupaten Semarang.

Terkait persiapan Pemkab Semarang mengantisipasi bencana kekeringan dan kebakaran, Bupati menegaskan pihaknya telah menyiapkan anggaran bantuan dan memetakan desa-desa wilayah yang berpotensi terjadi bencana. Penanganan bencana akan dilakukan secara terpadu dengan pihak-pihak terkait.

“Memasuki musim kemarau waspada bencana kekeringan dan kebakaran. Kita sudah siapkan kebutuhan-kebutuhannya, sehingga jika ada permintaan bantuan kita siap mengirim,” ujarnya kepada wartawan seusai upacara.

Baca juga:  Puncak Tema Tahun Ajaran 2021/2022 , SMP IT Bina Amal Belajar Membatik

Disinggung penanganan penyebaran Virus Covid-19, Bupati Ngesti Nugraha memastikan tetap berkomitmen tinggi menyiapkan langkah strategis. Diantaranya menggerakkan satgas Jogo Tonggo hingga ke tingkat RT/RW.

Selain itu pembelajaran tatap muka di sekolah juga dilarang serta pengetatan pengawasan para pemudik yang nekad pulang kampung.

“Kita kosentrasi penuh melakukan pengawasan orang-orang yang mudik. Meski ada larangan masih saja ada yang mudik. Aturan prokes dan karantina kita berlakukan agar tidak terjadi klaster Covid-19 di desa,” jelasnya.

Upaya mencegah pandemi Covid-19 pihaknya juga telah membagikan masker dan hand sanitizer kepada para pedagang pasar untuk menekan potensi penyebaran virus. (muz/udi)

spot_img

TERKINI