JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Imunisasi merupakan salah satu investasi terbaik dalam kesehatan global dan memiliki peranan penting dalam mencapai 14 dari 17 Sustainable Development Goals (SDGs).
Setiap tahun biaya perawatan kesehatan mendorong sekitar 100 juta orang ke dalam kemiskinan, sehingga pelaksanaan imunisasi secara global pada tahun 2030 dapat membantu mencegah 24 juta rumah tangga di 41 negara dari kemiskinan. Dengan mengusung tema “Vaccines bring us closer”, World Immunization Week 2021 yang dirayakan setiap tahunnya di pekan terakhir April, menyampaikan pesan kepada seluruh dunia mengenai pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit dan melindungi hidup, melalui slogan Prevent (Mencegah); Protect (Melindungi) dan Immunise (Mengebalkan). Namun tidak dapat dipungkiri pelaksanaan vaksin di masa pandemi mengalami banyak tantangan.
Tingginya angka kematian akibat rotavirus mendorong Pemerintah untuk mempertimbangkan perluasan imunisasi dasar saat ini dengan menambah vaksin rotavirus untuk menekan angka kematian bayi dan anak. Berdasarkan keterangan dari dr. Deliana Permatasari, GSK Vaccine Medical Director, vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali, dengan pemberian dosis pertama pada usia 6 minggu. Untuk dosis kedua diberikan dengan interval 4 minggu, selambat-lambatnya sebelum si kecil berusia 24 minggu.
“Vaksin Rotavirus diberikan secara oral, tidak disuntikkan, sehingga parents maupun si kecil tidak perlu cemas akan jarum suntik,” tambahnya.
Selain rotavirus, penyakit endemis yang juga sering luput dari pencegahan adalah Hepatitis A. Infeksi virus Hepatitis A biasanya ditemukan pada negara dengan endemisitas tinggi, dimana infeksi biasanya terjadi sebelum anak berusia lima tahun dan sangat menular. Pentingnya pemberian vaksin hepatitis A sebagai pencegahan utama ditekankan oleh WHO yang merekomendasikan masuknya vaksin hepatitis A dalam program wajib imunisasi nasional bagi anak berusia 1 tahun ke atas yang tinggal di daerah dengan perubahan endemisitas hepatitis A tinggi ke sedang.
GlaxoSmithKline (GSK) sebagai perusahaan perawatan kesehatan global dengan teknologi sains terdepan senantiasa berupaya untuk membantu masyarakat berbuat lebih banyak, merasa lebih baik, dan hidup lebih lama.
“Kami percaya bahwa tingkat kesejahteraan suatu negara dapat diukur dari tingginya tingkat vaksinasi. Edukasi mengenai pentingnya vaksin harus menjadi agenda yang dilakukan secara kontinu, agar masyarakat betul-betul memahami manfaat mendapatkan vaksin tepat waktu dan tidak mudah terpengaruh informasi menyesatkan mengenai vaksin,” ujar dr. Deliana.
Dr. Deliana juga menambahkan bahwa vaksinasi merupakan cara yang aman dan hemat untuk mencegah penyakit dan menyelamatkan nyawa.
“Saat ini tersedia vaksin untuk melindungi setidaknya 20 penyakit, seperti difteri, tetanus, pertusis, infl uenza, dan campak. Vaksin-vaksin ini menyelamatkan hingga 3 juta nyawa setiap tahunnya,” paparnya. (adi/ biz/sgt)