JATENGPOS.CO.ID, SALATIGA – Tokoh masyarakat Salatiga PY Parito mengatakan, akan terbetuk organisasi massa ( ormas) Salatiga Bersatu yang didalamnya sebagai representasi semangat Bhineka Tunggal Ika.
“ Ormas ini berisi semua komponen masyarakat, silahkan yang mau bergabung. Saya suruh mencari untuk jadi pengurus atau anggota, dari IAIN, UKSW dan lainnya. Silahkan juga kalau ada teman dari Tionghwa, Arab atau lainnya bisa bergabung juga. Ormas ini potret Bhineka Tunggal Ika dan juga non partisan partai. Kita netral,” ujar PY Parito yang menjadi sesepuh Salatiga Bersatu.
Dikatakannya, hadirnya ormas ini nantinya, akan ikut berkontribusi terhadap pemerintah daerah namun tidak sebagai oposisi.” Kita akan ikut cawe-cawe, namun bukan opisisi. Bila ada kebijakan pemerintah daerah yang keliru, akan kita tunjukkan dan memberi solusi yang terbaik,” imbuhnya.
Untuk sementara sekretariat ormas Salatiga Bersatu di Jalan Manggasari No.48 Tegalrejo, Salatiga dan minggu depan akan diurus ke notaris dan didaftarkan ke Kesbangpolinmas.
Dikatakan Parito tujuan Salatiga Bersatu ini untuk memberi masukan ke pemerintah daerah. Karena ia melihat ada beberapa masalah di Salatiga yang hingga saat ini belum selesai.” GOR Kridanggo yang mangkrak, demikian juga dengan Pasar Jetis juga tidak ada kejelasan hingga sekarang. Juga masalah perparkiran di Jalan Jendsud yang belum tertata dengan baik. Itu bagian dari keprihatinan kita,” imbuhnya.
Dikatakan Parito, bila menjadi ormas yang resmi, maka jalur untuk menyampaikan aspirasi dan masukan ke Forkopimda di Salatiga akan lebih mudah.
Dikatakannya, meski partai-partai politik yang punya gerbong untuk mencalonkan bakal calon wali kota/ wakil wali kota, namun Salatiga Bersatu akan memberi masukan.” Kita juga butuh generasi muda di tubuh legislatif, kami ingin yang duduk di Dewan nantinya ( 2024) tokoh-tokoh muda yang berkualitas dan dinamis karena ini sangat berpengaruh terhadap kualitas Dewan,” kata tokoh masyarakat Salatiga ini.
Parito menambahkan pihaknya sering menjadi tempat aduan masyarakat bila ada permasalahan yang dialami masyarakat, semisal ijin bangunan yang bertele-tele. Juga keluhan dari masyarakat kontruksi ( rekanan) dan sebagainya.
” Agar kita bisa memberi masukan ke wali kota dan pemangku kebijakan lainnya, agar masyarakat merasa tidak dirugikan,” kata Parito sembari menegaskan untuk tetap menjaga semangat toleransi di Salatiga. (deb)
