spot_img
27.7 C
Semarang
Jumat, 27 Juni 2025
spot_img

FKIK Suguhkan Ratusan Makanan Kemasan Tradisional

JATENGPOS.CO.ID,  SALATIGA– Sebanyak dua ratus porsi makanan dengan kemasan tradisional disuguhkan oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Program Studi Teknologi Pangan (Tengpang) UKSW dalam rangka acara Pameran Kemasan Tradisional di halaman fakultas setempat, Kamis (7/7) sore.

Pameran ini pun menarik antusiasme para mahasiswa. Mereka pun mencicipi sepuluh menu makanan dengan berbagai macam kemasan daun pisang yang ramah lingkungan.
Dalam kegiatan ini, setiap pengunjung mendapat kesempatan untuk menyantap makanan yang dibungkus daun pisang seperti pecel, pepes pindang, bubur sumsum, klepon, cenil, nagasari, kue apem, lopis, mie kocok, dan kue bugis secara gratis.

Tak hanya berkesempatan mencicipi makanan, pengunjung yang adalah mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan ini juga mendapat penjelasan filosofi digunakannya daun pisang untuk membungkus makanan.

Francies Seva Gentaarinda, salah seorang mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini menjelaskan bahwa dalam tradisi jawa terdapat sekitar 8 pengemas berupa pincuk, tum, tempelang, pinjung, sumpil, takir, samir, dan sudi. Masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda, sesuai pengolahaannya seperti dikukus atau dipanggang.

Ditemui disela kegiatan, Dhanang Puspita, M.Si dosen Program Studi Teknologi Pangan FKIK UKSW sekaligus koordinator kegiatan mengatakan, mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini adalah mahasiswa FKIK UKSW Prodi Teknologi Pangan angkatan 2019 yang mengambil mata kuliah teknologi pengemasan dan penyimpanan. Lewat kegiatan ini mahasiswa mengadopsi apa yang sudah dilakukan masyarakat dalam mengemas hidangan dengan daun pisang.

“Kegiatan ini diadakan berangkat dari ide mengenalkan fungsi daun pisang sebagai pengemas, pemberi rasa, aroma, dan juga mempunyai fungsi penghias atau estetika. Lewat acara ini, mahasiswa juga diajak untuk turut melestarikan budaya dan juga mengasah keterampilan tangan untuk mengemas makanan,” terang Danang.

Tak hanya itu, ia menyatakan bahwa melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat berperan mengembalikan eksistensi daun pisang sebagai pengemas makanan Indonesia. ”Pameran ini digunakan untuk menaikkan eksistensi daun pisang di tengah globalisasi penggunaan plastik. Penggunaan daun sebagai kemasan mempunyai dampak baik dalam ekologi karena dapat terurai dan ramah lingkungan. Selain itu, daun mudah didapatkan dan murah dari segi harga,” imbuh Danang.

Salah satu mahasiswa FKIK dari Progran Studi Gizi yang ikut mencicipi, Kezia menuturkan dirinya belajar hal baru tentang daun pisang dari acara ini.

”Saya bisa belajar hal baru tentang daun pisang, sebelumnya saya hanya tau daun pisang sebagai pembungkus makanan. Ternyata daun pisang bisa mempengaruhi aroma dan rasa, memberi warna alami, membuat makanan lebih awet dan sehat,” katanya. (deb)

spot_img

TERKINI