30.6 C
Semarang
Jumat, 15 Agustus 2025

Sosialisasi Penyebab dan Pencegahan Stunting Kepada KPM PKH

JATENGPOS.CO.ID,  DEMAK  – Untuk mencegah stunting dapat dilakukan dengan berbagai upaya, hal ini dapat dilihat pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang cara mencegah stunting. Dalam  Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, disebutkan beberapa cara mencegah stunting untuk Ibu Hamil dan Bersalin, untuk anak balita, untuk anak usia sekolah, untuk remaja dan untuk dewasa muda.

Demikian diungkapkan Pendamping Sosial PKH Kecamatan Guntur Ummi Rofiatun Nafiah,S.Pd.I saat melakukan kegiatan sosialisasi bahaya stunting di Rumah KPM Jalan Ki Godek No 2 RT.01/RW.03, Dukuh Krajan Karangmalang Desa Blerong Kecamatan Guntur.  Dalam pertemuan P2K2 beberapa waktu lalu ini pembahasan lebih menitikberatkan bahaya stunting dan cara-cara penanganannya. Kegiatan ini sendiri dimonitoring oleh Koordinator Kabupaten (Korkab) PKH Demak 2 yang didampingi Korcam Guntur Agus Romli,S.Pd.I,MM

Baca juga:  Polres Demak Gelar Pemeriksaan Kesehatan Berkala, Ini Tujuannya

“Disampaikan tentang manfaat guna PKH dan pengertian Stunting serta disampaikan survei kepuasan pendampingan PKH Kabupaten Demak,” ujar Ummi.

Dalam kesempatan ini Koordinator Kabupaten (Korkab) PKH Demak 2 Luthfi Chalim,S.Pd.I menjelaskan tentang stunting adalah kondisi, di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek ketimbang teman-teman seusianya.

“Penyebab utama dari stunting adalah kekurangan nutrisi, yang selanjutnya ditandai dengan kondisi panjang tubuh anak sangat kurang jika dibandingkan dengan anak-anak yang seumuran,” terang Luthfi.

“Banyak yang tidak tahu, kalau anak berbadan pendek itu adalah tanda dari adanya masalah gizi kronis pada pertumbuhan tubuh si kecil. Hanya saja, perlu diingat bahwa anak pendek belum tentu stunting, sedangkan anak stunting pasti terlihat pendek,” imbuhnya kemudian.

Baca juga:  BPN Pastikan Dokumen Proyek Tol Yogya-Solo Aman

Masalah kesehatan ini merupakan akibat dari berbagai faktor yang terjadi pada masa lalu. Berbagai faktor tersebut antara lain asupan gizi yang buruk, berkali-kali terserang penyakit infeksi, bayi lahir prematur, serta berat badan lahir rendah (BBLR).

“Kondisi tidak tercukupinya asupan gizi anak ini biasanya tidak hanya terjadi setelah ia lahir saja, melainkan bisa dimulai sejak ia masih di dalam kandungan,” pungkasnya. (*)


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya