JATENGPOS.CO.ID, SRAGEN – Sejumlah 5085 anak balita di Sragen alami stunting. Angka itu naik menjadi sekitar 6 persen, dari tahun 2021 sebesar 18 persen tahun 2022 menjadi 24,3 persen.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sragen dr. Hargiyanto menyampaikan dalam penanganan stunting sebenarnya cukup bagus. Namun berdasarkan hasil Survey Standar Gizi Indonesia (SSGI), angkanya di 24,3 persen. Dia menyampaikan pada tahun sebelumnya yakni 18 persen. Artinya terjadi kenaikan berdasarkan SSGI.
Namun berdasarkan e-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), Sragen hanya 10,72 persen. ”Kalau e PPGBM yang ditimbang ada 50 ribu balita. Tapi SSGI hanya sampel, ratusan balita saja. Tapi nggak papa, menambah semangat kita untuk push,” jelasnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen dr. Udayanti Proborini menyampaikan rujukan ke Sumedang lantaran ada strategi penurunan stunting yang baik. Pihaknya menjelaskan untuk study tiru ini melihat aplikasi yang dibuat pemkab Sumedang hingga mampu menggali data hingga tingkat bawah.
”Jadi Penanganan di Sumedang by data, pencatatan laporan dengan mengoptimalkan kader dan bidan desa. Sebenarnya Sragen sudah melakukan itu. Dalam E PPGBM, data diinput setelah penimbangan, terangnya.
Udayanti menyampaikan memang ada selisih dari E PPGBM dengan SSGI yang dilaunching pemerintah pusat. Pihaknya mengakui ada penurunan prosentase. Tapi SSGI berdasarkan sampling. Bahkan Sumedang yang jadi rujukan pun dari rilis SGGI juga mengalami masalah peningkatan stunting sekitar 27 persen.
”Karena kita merasa di Sragen sudah turun. Karena kita juga melakukan banyak hal di 2022, seperti aksi cegah stunting, pemberian makanan tambahan di lokus stunting. Di Ada pendamping keluarga dari DPPKBPPA, termasuk OPD terkait kita kolaborasi ” jelasnya.
Sementara, untuk jumlah balita pada 2022 di Sragen mencapai 51.238 anak. Sedangkan balita yang stunting dari angka tersebut sejumlah 5.085. Lantas laporan Puskesmas, tiga wilayah yang paling tinggi yakni Masaran I, Mondokan dan Sukodono berdasarkan laporan Januari 2023.
Terpisah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Riset, dan Inovasi Daerah Kabupaten Sragen Aris Tri Hartanto menjelaskan ada arahan presiden saat rakornas kepala daerah yang lalu untuk belajar ke Sumedang. Lantaran penurunan stunting sumedang dengan berbasis digitalisasi teknologi mendasari aplikasi SIMPATI (sistem pencegahan stunting). Aplikasinya sana big data, Rencana akan dibahas lebih lanjut dengan Mou dan PKS nya dulu. Aplikasi akan dikoordinasikan Diskominfo,” jelasnya. (ars)