JATENGPOS.CO.ID, SALATIGA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno kembali mengusulkan Kota Salatiga sebagai Creative City of Gastronomy ke UNESCO Creative Cities Network (UCCN). Usulan tersebut kembali dilakukan setelah beberapa tahun lalu Kota Salatiga belum berhasil mencapai predikat tersebut.
“ Saya sangat menghargai apa yang telah dilakukan Kota Salatiga untuk meraih predikat UNESCO Creative Cities Network (UCCN). Tahun depan kami akan kembali mendorong Kota Salatiga untuk diajukan kembali untuk meraih Kota kreatif tingkat dunia tersebut,” ujar Sandiaga Uno saat Workshop Kota Kreatif di Ruang Kaloka Gedung Setda Salatiga, Kamis (14/9/2023).
Dalam kesempatan itu, Sandi mengaku menangkap ada satu narasi baru, yaitu tentang keberlanjutan lingkungan atau sustainable tourism yang diajukan dalam konsep dekarbonisasi daripada sebuah industri pariwisata dan ekonomi kreatif sehingga bisa membuka peluang termasuk juga lapangan kerja.
“ Kami berharap tahun depan ada 4,4 juta lapangan kerja bisa tercipta di sektor ekonomi kreatif. Selain itu, pekerja sektor industri kreatif juga kembali memunculkan inovasi dan produk baru,” imbuhnya.
Sandi juga bercerita bersama Sekda Provinsi Jateng mencicipi Latte yang merupakan coklat tempe dan itu merupakan inovasi produk yang harus diapresiasi.
”Inovasi inilah yang dibutuhkan oleh bangsa ini untuk bisa menawarkan lebih banyak produk di tingkat dunia,” ujar Sandiaga.
Dikatakan, potensi Kota Salatiga yang akan dikembangkan diantaranya adalah produk kuliner dan ekonomi kreatif.
Menurutnya Salatiga sangat layak untuk diajukan kembali sebagai Creative City of Gastronomy ke UNESCO Creative Cities Network (UCCN). Saat ini juga persiapan juga lebih baik jika dibandingkan tahun lalu.
“Semua akan berkolaborasi dan gotong royong agar Salatiga bisa menjadi kandidat terkuat untuk UNESCO Creative Cities Network (UCCN),” pungkas Sandiaga.
Sementara, Pj Wali Kota Salatiga Sinoeng N Rachmadi mengucapkan rasa terimkasihnya atas kehadiran Menteri Parekraf di City of Harmony Salatiga .
“Kehadiran bapak menjadi support bagi kami untuk terus maju dan kami tidak akan berkecil hati untuk juga selalu mencoba berkaitan dengan kota kreatif,” ujarnya.
Diiringi oleh tarian dari Sulawesi, Sinoeng menjelaskan adanya akulturasi budaya di Salatiga untuk menghadirkan keunikan baru dalam inovasi seni.
“Tadi pakaian dari tarian itu memang terinspirasi baju bodo dari Sulawesi, dan musiknya ada akulturasi antara jawa dan juga Chinese, tariannya ada sedikit inspirasi tarian muslim dan itulah akulturasi di Salatiga,” jelas Sinoeng di hadapan menteri dan tamu undangan yang hadir. (deb)
