JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Beberapa pekan terakhir beberapa harga kebutuhan pokok di pasaran mulai mengalami kenaikan. Mulai dari harga beras, minyak goring hingga cabai. Tentu saja hal ini cukup memberatkan masyarakat. Hal tersebut disoroti oleh Wakil Ketua DPRD Jateng Drs Heri Pudyatmoko.
Saat ditemui belum lama ini di ruang kerjanua, Heri Pudyatmoko mengatakan, memang beberapa pekan ini harga cabai, bawang mengalami kenaikan di pasar-pasar, ditambah lagi sekarang harga beras dan gula juga juga mengalami kenaikan yang cukup siginifikan.
Kenaikan harga ini berdasarkan laporan dari masyarakat saat melakukan kunjungan kera ke daerah pemilihan. “Masyarakat banyak yang menyampaikan kenaikan harga bahan pokok, memeng dinas terkait belum melaporkan secara resmi, namun berdasarkan informasi dari masyarakat sudah banyak yang masuk,” katanya..
“Nah walaupun yang saya dengar infonya ketika rapat dengan dinas terkait, Pemprov sudah membentuk tim pengendali inflasi, sudah melakukan sidak-sidak ke pasar-pasar tradisional. Nah laporan itu yang belum kita dapat sejauh ini,” ujar Heri Pudyatmoko saat ditemui di ruang kerjanya.
Politisi yang akrab disapa Heri Londo ini berharap, jika tim pengendali inflasi telah berjalan dan mendapatkan data-data yang diperlukan. Maka Heri Pudyatmoko menghendaki agar langsung dilakukan tindakan pasar. “Harapan saya, kalau tim ini memang sudah berjalan dan mendapatkan data-data yang signifikan. Harapan saya untuk segera ditindaklanjuti,” tuturnya.
Salah satu yang dicontohkan Heri Pudyatmoko jika ada penimbunan-penimbunan bahan pokok dari oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Menurutnya jika ada yang demikian maka harus tegas diamankan oleh pihak yang berwenang.
Lalu mungkin karena cuaca panas yang mempengaruhi hasil panen yang memang sulit untuk diantisipasi. Namun meskipun begitu, menurutnya masih bisa diupayakan dengan bantuan air ke wilayah pertanian agar kualitas panen tetap baik.
“Tapi masih tetap bisa diantisipasi, karena walaupun panas pemerintah masih bisa memberi bantuan air untuk lahan-lahan pertanian dengan sigap dan tepat. Memang harus ada alokasi anggaran yang khusus menangani seperti itu, karena kita tidak bisa terus berdiam diri cuma pasrah kepada kondisi alam,” tutur Heri Pudyatmoko.
Prinsipnya, menurut Heri Pudyatmoko, ketika masalahnya sudah ditemukan, pemerintah bisa segera mengeksekusi dengan tindakan terkur agar kenaikan harga tidak berlarut-larut. Apalagi di tahun politik ini dia meminta agar jangan sampai isu kenaikan harga membuat masyarakat tidak kondusif.
“Karena ini permasalahan bahan pokok, ini kan berarti yang memang sangat dibutuhkan masyarakat, ini pasti akan minimal membuat masayarakat goyang. Nah ditambah dengan mungkin banyak sekali oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab akhirnya memanaskan suasana yang awalnya timbul karena ketidaksetabilan harga akhirnya menjadi bola panas yang pasti akan dikait-kaitkan,” ungkapnya.
Ketika ditanya apakah pihaknya sudah menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan dinas terkait, Heri menjawab belum diselengarakan. Namun dua minggu yang lalu pihaknya telah membuat naskah akademik soal pengaturan pasar, salah satu di dalamnya membahas mengenai pengendalian harga.
“Baru dua minggu yang lalu kita masih rapat soal naskah akademik soal pasar, nah yang menyinggung soal harga itu cuma sedikit-sedikit lah,” ujarnya. “Nah setelah itu saya mendapatkan jawaban sedikit itu tadi dan belum finish laporannya sampai ke sidak lapangan,” tutupnya. (sgt/anf/adv)