30.8 C
Semarang
Rabu, 9 Juli 2025

Musim Hujan Tiba, Pemprov Jateng Diminta Antisipasi Banjir

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Musim hujan telah tiba. Hal ini ditandai dengan makin intensifnya hujan turun di seluruh wilayah Jawa Tengah. Tidak hanya di kawasan pegunungan tengah, seperti Wonosobo, Temanggung, Banjarnegara dan lain sebagainya, kawasan Pantura dan pesisir selatan juga mulai hujan. Bahkan beberapa diantaranya masuk katagori hujan deras.

Hal ini menurut wakil Ketua DPRD Jateng Drs Heri Pudyatmoko harus diperhatikan oleh jajaran Pemprov Jateng. “Saya juga mengharapkan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarang, terutama di sungai atau aliran air. Terlebih saat ini telah memasuki musim hujan seperti ini,” ujar Heri Pudyatmoko.

Dikatakan, saat ini hujan mulai mengguyur dengan deras. Dengan datangnya hujan ini, tentunya jajaran Pemerintah Provinsi Jateng harus melakukan mapping kesiapan menghadapi musim hujan sekaligus mitigasi bencana alam akibat dampak musim hujan ini.

Dia menyebutkan Pemprov Jateng harus bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) di Kabupaten/Kota se Jateng dengan lebih intens. “Misalnya meminta agar Pemkab/Pemkot segera  melakukan pembersihan saluran air, ini penting karena seringkali banjir terjadi karena sumbatan sampah dan sedimentasi,” katanya.

Selain itu Pj Gubernur Jateng juga berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang berada di Jateng. Beberapa sungai besar, lanjut politisi yang akrab disapa Heri Londo ini memang menjadi tanggung jawab BBWS, sehingga koordinasi dengan BBWS perlu dilakukan agar antisipasi banjir sejak dini bisa dilakukan.

Baca juga:  Pantau Bazar Produk UMKM dan Penyerahan Bansos Di Kecamatan Mranggen

Pihaknya mengaku mendapat banyak laporan tentang kondisi sungai yang cukup memprihatinkan, “Ternyata banyak ditemukan sampah yang menyumbat drainase dan ini menyebabkan genangan-genangan. Karena air tidak bisa mengalir. Sampah juga dapat menghambat kinerja pompa pengendali banjir,” jelasnya.

Untuk itu wakil Ketua DPRD Jateng ini mengimbau agar masyarakat jangan membuang sampah di sungai. “Karena selama ini banyak warga yang asal-asalan membuang sampah dan paling banyak ya di sungai, ini yang harus diubah agar sungai kita tetap terjaga dengan baik,” ujarnya.

Heri Pudyatmoko juga mendorong masyarakat agar mulai dengan pilah-pilah sampah rumah tangga. Pengelolaan sampah rumah tangga, menurut Heri Pudyatmoko sangat penting karena bisa mengurangi sampah yang dibuang.

“Pengelolaan sampah memang harus dimulai dari rumah, ada sampah yang masih bisa dimanfaatkan, misalnya dikumpulkan lalu dijual lagi, sedangkan sampah organik bisa diolah menjadi composting,” ujar Heri Pudatmoko.

Mengantisipasi potensi banjir di sejumlah wilayah yang rawan banjir Pemprov Jateng diminta melakukan berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) yang beroperasi di beberapa wilayah Jateng khususnya sungai-sungai besar.

Baca juga:  Halal Bihalal ASN, Ahmad Luthfi Tegaskan Larang Jual Beli Jabatan

“Pemprov Jateng kami minta terus melakukan koordinasi dengan BBWS untuk melakukan mapping wilayah berpotensi banjir,termasuk sejumlah proyek yang berjalan seperti flyover Madukoro ada crossing yang perlu diperbesar karena disana ada genangan-genangan,” ujar Heri Pudyatmoko mencontohkan.

Selain dengan BBWS, lanjut Heri Pudyamoko juga minta agar Pj Gubernur Jateng berkoordinasi dengan bupati/walikota se Jateng agar daerah yang dipimpinnya melakukan pengerukan sedimentasi serta melakukan perbaikan drainase baik di tengah kota seperti di Jalan Depok, Jalan Pemuda, Jalan Erlangga Kota Semarang dan lain sebagainya.

Sebagai informasi, persoalan sampah memang menjadi salah satu kendala dalam penanganan banjir di Kota Semarang. Banyaknya sampah yang dibuang ke sungai, kerap mengganggu kinerja mesin pompa pengendali banjir.

Seperti banjir yang terjadi di Kaligawe belum lama ini, diduga pompa pengendali banjir rusak karena adanya sampah kayu yang mengganggu kinerja mesin pompa. Kepala BBWS Pemali Juana, Harya Muldianto mengatakan, kendala tersebut dikarenakan rusaknya propeller atau baling-baling di pompa akibat tersumbat potongan-potongan kayu.

“Beberapa minggu lalu ada propeller yang rusak karena nyangkut kayu sudah kami perbaiki, dan kami sudah dipasang kembali, sudah normal dan bisa bekerja kembali,” kata Harya. (sgt/anf/adv)


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya