JATENGPOS.CO.ID, SALATIGA – Tim Bravethon dari mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UKSW meraih first winner dari ajang kegiatan internasional bersama program Hult Prize at UKSW 2024, yang diselenggarakan melalui Direktorat Kerja Sama (Diker), Selasa (27/02/2024) malam di Merapi Ballroom Laras Asri, Salatiga.
Tim Bravethon yang beranggotakan Bramadi Theodorus, Nathania Calista, dan Benita Elma ini mampu menciptakan bioplastik yang terbuat dari sampah bonggol jagung. Ide bisnis ini bertujuan untuk mengurangi plastic waste, sampah bonggol jagung, dan dapat membantu meningkatkan pendapatan petani jagung.
“Ide ini berawal dari tumpukan bonggol jagung yang menjadi salah satu sampah. Beranjak dari permasalahan tersebut kami berkomitmen untuk mengolah bonggol jagung menjadi produk bioplastik,” kata Bramadi.
Senada dengan Bramadi, Nathania yang juga merupakan anggota tim Bravethon menambahkan produk ini diberi nama “Re-cornstic+” dan sudah memiliki prototype bioplastik.
Kemudian, untuk 1st Runner Up diraih oleh tim Horizon Voyage yang beranggotakan Jessica Joy Soemirat, Fendy Octaviano, keduanya dari FEB dan Tesalonika Olivia Christina dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISKOM).
Sedangkan, 2nd Runner Up diraih oleh tim Transcend beranggotakan Natasya Kinanthi, Gracia Senkwen, Gabriel Angela, Stefanie Yovita, dan Riki Grahambel, kelimanya merupakan mahasiswa dari Fakultas Psikologi.
Sementara, dalam kesempatan ini, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kewirausahaan (WR RIK) Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom., memberi ucapkan selamat kepada para pemenang. Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono mengatakan bahwa kegiatan Hult Prize merupakan wadah untuk mencari bibit-bibit pebisnis dengan sudut pandang yang baru dan global. “Saya ucapkan selamat kepada para pemenang, tentu kemenangan yang diraih di Hult Prize ini menjadi pemicu untuk terus berkembang,” ujarnya.
Sementara itu, Ryan Tuelah Bundt, S.SI., Tenaga Kependidikan Diker menerangkan bahwa program Hult Prize at UKSW sudah ada sejak tahun 2020.
Ryan Tuelah menyampaikan kegiatan ini bertujuan untuk mencari ide baru dalam pendirian startup yang mendukung SDGs. “ Ada empat tahapan program Hult Prize yakni OnCampus Program, Regional Summits, Global Accelerator, dan Global Finals. “Gelaran program ini juga sejalan dengan visi UKSW untuk menjadi entrepreneurship research university yang menciptakan wirausaha-wirausaha baru,” imbuhnya.
Sementara itu, pada awarding night kali ini, dihadirkan sebagai pembicara tunggal Jessi Febria Chief Technology Officer (CTO) dan Co-Founder PetaNetra, sebuah aplikasi peta bagi penyandang tunanetra. Jessi memaparkan beberapa tips bagi seseorang yang pertama kali mencetuskan ide bisnis. “Terdapat dua hal penting yang harus diperhatikan untuk memulai sebuah bisnis. Pertama kita harus memiliki pondasi yang kuat, kemudian kedua harus memiliki produk yang kuat,” jelasnya.(deb)