JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN– Sebanyak enam pusaka peninggalan pendiri Kabupaten Semarang dijamas di pendapa Rumah Dinas Bupati Semarang, Kamis (7/3/2024) sore. Jamasan diadakan rutin setiap tahun, kali ini merupakan rangkaian peringatan HUT ke-503 Kabupaten Semarang yang jatuh pada tanggal 15 Maret 2024 mendatang.
Prosesi penjamasan berlangsung sakral dilaksanakan Paguyuban Tosan Aji Panji Pandanaran. Sebelumnya, dilakukan penyerahan Tirta Perwita Sari oleh perwakilan Camat kepada Bupati H Ngesti Nugraha dan Wakil Bupati Semarang H Basari di halaman pendapa.
Sebagaimana disampaikan pranatacara (pembawa acara) Tirta Perwita Sari merupakan air suci yang diambilkan dari mata air di wilayah 19 Kecamatan yang tersebar di Kabupaten Semarang. Sebagai pelambang kesucian yang diharapkan dapat membawa berkah bagi bumi masing-masing kecamatan.
Pengambilan air dari beberapa Kecamatan menjadi pertanda bersatunya sumber kehidupan yang ada di Kabupaten Semarang. Air tersebut yang akan digunakan untuk menjamas seluruh pusaka peninggalan pendiri Kabupaten Semarang, Ki Ageng Pandanaran.
“Saya terima Tirta Perwita Sari untuk menjamas pusaka peninggalan leluhur kita. Warisan leluhur yang mengajarkan kearifan yang sarat ajaran budi pekerti adiluhung. Doa kita bersama semoga seluruh warga Kabupaten Semarang mendapatkan keberkahan dan selalu diberi keselamatan dan diberikan banyak rezeki oleh Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa,” ujar Bupati Ngesti Nugraha saat menerima air suci tersebut.
Prosesi selanjutnya air diserahkan kepada Ketua Tosan Aji Panji Pandanaran, Sutiknodiprojo, kemudian dituang ke dalam gentong yang berisi kembang setaman, banyu degan, dan daun dadap serep. Suasana terasa sakral saat aroma dupa menyeruak mengiringi prosesi jamasan.
Disebutkan oleh pranatacara, ada 6 pusaka yang dijamas yakni Tombak Lurus, dua Tombak Trisula, dua Duwung luk 9, dan Duwung luk 7. Pusaka-pusaka itu merupakan peninggalan Ki Ageng Pandanaran, yang turun-temurun sejak zaman Pajajaran, Majapahit hingga sekarang ini.
Selama prosesi jamasan berlangsung di tengah hujan deras menambah kesakralan. Diawali penjamasan oleh juru kunci Pusaka Kabupaten Semarang, Moh Edy Sukarno yang juga menjabat Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Pangan (Dipertanikap) menjamas pusaka tombak utama yakni Tombak Lurus yang memiliki dapur Kiai Ageng Baru, pamor Wos Wutah, dan tangguh Majapahit.
Penjamas selanjutnya Sutiknodiprojo. Satu per satu pusaka dikeluarkan dari warangka (sarung) kemudian dibersihkan dengan air jamas dan diusap menggunakan daun dadap serep. Seusai dijamas pusaka dilap kain putih kemudian dimasukkan kembali ke dalam warangka.
Bupati Semarang H Ngesti Nugraha mengatakan prosesi jamasan merupakan budaya warisan leluhur untuk melestarikan dan merawat pusaka yang juga benda bersejarah peninggalan Bupati Pertama Kabupaten Semarang. Kegiatan diadakan setiap peringatan HUT Kabupaten Semarang.
“Di HUT ke-503 kali ini semoga tidak ada lagi bencana di Kabupaten Semarang, masyarakat semakin sehat hidup rukun, rezeki melimpah gemah ripah lohjinawi. Kabupaten Semarang semakin kondusif, investasi semakin bertambah banyak, ekonomi semakin maju masyarakat semakin sejahterah,” ujarnya seusai mengikuti prosesi jamasan. (muz)