JATENGPOS.CO.ID, SURAKARTA – Pemerintah sudah selayaknya bisa mengendalikan harga-harga kebutuhan pokok terutama saat hari-hari besar keagamaan. Diharapkan kenaikan harga tidak menjadi bumerang tersendiri bagi pemerintah, mengingat sudah menjadi kelaziman di saat menjelang hari besar keagamaan ada pihak-pihak yang mencoba mempermainkan stok kebutuhan dengan harapan mendapatkan keuntungan besar.
Menurut Wakil Ketua DPRD Jateng Sukirman, pemerintah yang memiliki perangkat tentu bisa bekerja dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok. Jalur distribusi atau roda ekonomi yang sudah ada bisa dipetakan, dengan demikian tidak ada pihak-pihak terkait yang mempermainkan situasi tersebut untuk kepentingan pribadi.
“Pemerintah jangan sampai kalah dengan kartel-kartel atau pemain-pemain pasar yang sengaja menimbun bahan kebutuhan pokok supaya harga mahal. Pola harga-harga jelang puasa, Lebaran, Natal dan Tahun Baru yang kerap naik dikarenakan stok menipis semestinya sudah bisa dibaca. Kalau perlu sidak ke gudang-gudang distributor, apakah barangnya sudah dilempar pasar atau malah ditimbun,” tegas saat menjadi pembicara dalam Dialog TV Aspirasi Jateng : Sembako Naik, Apa Bisa Lebaran” di Stasiun TATV, Kota Surakarta, Selasa (19/3/2024).
Penegasan serupa dilontarkan akademikus dari Unisri Surakarta Dr Sutarno. Dia pun meminta kepada pemerintah supaya bisa menurunkan harga beras medium di pasaran. Diharapkan kenaikan harga beras medium menjadikan pihak-pihak yang tak bertanggung jawab mencoba mencari keuntungan sepihak.
“Kalau masalah gagal panen, panen raya yang tidak merata di semua daerah tidak menjadi alasan terus menerus. Khawatirnya kalua naik nanti lupa turun (harganya). Ini peran pemerintah untuk mengawasi sekaligus memantau kondisi lapangan. Segera dilakukan stabiliasai pasokan harga pasar (SPHP), menyalurkan bantuan pangan, dan operasi pasar ,” ucapnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jateng Ratna Kawuri menyebutkan dalam beberapa pekan terakhir terutama menjelang Ramadan harga sejumlah kebutuhan pokok sebenarnya stabil. Namun harga tersebut masih terbilang tinggi.

“Meski harga stabil namun masih tinggi. Hanya saja kami minta Masyarakat tidak panic buying. Bbanyak upaya yang dilakukan pemerintah dalam melakukan stabilisasi harga bahan pokok. Di antaranya dengan gerakan pangan murah, menyuplai beras SPHP ke pasar tradisional juga retail modern, melakukan pemantauan secara rutin, serta program lainnya.
“Kemarin dari pantauan kami itu (beras) medium sekitar Rp 15.100 sampai Rp 15.300, dan premium Rp 16.400 samai Rp 16.700 (per kilo gram),” ungkapnya.
Menurutnya, dampak El Nino serta adanya bencana alam mempengaruhi produksi beras. Terlebih banjir melanda sentra produksi beras di Jateng pada awal bulan Februari lalu. Sehingga ada gangguan pada sisi suplai, hal itu juga menjadi pemicu kenaikan harga beras. “Kita harapkan dengan Sragen, Wonogiri, Grobogan mulai panen. Mudah-mudahan ini bisa mendongkrak stok dan pasokannya,” tandasnya. (sgt/anf.adv)