spot_img
30.1 C
Semarang
Sabtu, 28 Juni 2025
spot_img

Masjid Peninggalan Sunan Kalijaga Pernah Dibom Belanda

JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN– Masjid Baiturrahim, Desa Jatirejo, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, diyakini warga setempat sebagai peninggalan Sunan Kalijaga. Selain itu, ada sejumlah barang peninggalan Sunan Kalijaga yang hingga sekarang masih terjaga.

Bagian depan masjid ini tampak seperti masjid modern pada umumnya. Kesan kuno baru bisa terlihat dari sisi samping kiri, terutama rangka bangunan bagian atas.

Dulunya dinding masjid berupa kayu, sedangkan atapnya sirap. Kemudian di bagian depan, ada dua menara yang hingga sekarang masih ada. Namun kemudian masjid ini direnovasi.

Untuk saat ini, dinding masjid berupa tembok, sedangkan atapnya memakai genteng. Namun untuk rangka masjid berupa kayu maupun blandar masih asli dari dulunya.

Masjid Baiturrahim diperkirakan berdiri sejak abad ke-14. Masjid ini telah direnovasi akibat beberapa faktor salah satunya, masjid ini pernah terkena meriam Belanda sehingga membuat beberapa bagian bangunan hancur.

Duhulu dinding masjid ini menggunakan kayu dan atapnya menggunakan sirap. Di lihat dari sisi kiri masjid ini masih terlihat kuno karena bagian atas masjid masih mempertahankan desain yang lama.

Ada juga peninggalan yang diyakini dari Sunan Kalijaga, yakni sebuah tongkat khotbah. Bagian atas dan bawah tongkat khotbah ini terbuat dari kuningan yang diukir sedemikian rupa. Sampai saat ini tongkat khotbah masih disimpan rapih di mimbar Masjid Baiturrahim.

Baca juga:  Bunda PAUD se-Jawa Tengah Dikukuhkan

Selain itu, ada juga jam matahari yang ada di Masjid Baturrahim. Jam ini biasa disebut oleh warga, yakni jam Bencet. Jam ini dahulu digunakan oleh masyarakat untuk penunjuk waktu menggunakan sinar matahari.

Wakil takmir Masjid Baiturrahim, Tafrichul Birri mengatakan, masjid ini merupakan masjid peninggalan Sunan Kalijaga. Dahulu masjid ini tidak sebesar saat ini karena telah dilakukan beberapa renovasi oleh masyarakat.

“Tetapi sekarang sudah mengalami renovasi karena adanya suatu hal peristiwa. Dahulu masjid ini sebesar musala saja, tetapi karena direnovasi dan menjadi sebesar sekarang,” kata Richul, kemarin.

Mulai masjid hingga barang peninggalan yang diyakini dari Sunan Kalijaga hingga saat ini dirawat dengan baik. Masyarakat sekitar bertekad untuk terus menjaga Masjid Baiturrahim karena memiliki segudang sejarah peninggalan.

“Berdasarkan cerita, dulu saat membangun Masjid Agung Demak, kurang satu soko (tiang), kemudian Sunan Kalijaga mengambil tatal dari sini menjadi tiang,” jelasnya.

Baca juga:  Satlantas Polres Semarang Edukasi Tertib Lalu Lintas ke Pelajar

Sedangkan, tidak jauh dari masjid tersebut dan masih berada di Dusun Kauman, Desa Jatirejo ini terdapat bangunan yang terkenal dengan sebutan Bale Panjang. Bangunan tersebut diyakini juga peninggalan Sunan Kalijaga dan hingga sekarang masjid dipertahankan.

“Menurut cerita, sebelum membangun masjid ini, Sunan Kalijaga bersama pengikutnya berembuk di Bale Panjang. Untuk masjid ini berdasarkan ceritanya lebih dulu jadinya dari Masjid Demak,” tuturnya.

Adapun peninggalan lainnya terdapat tong besar yang dulunya untuk tempat wudhu. Namun sekarang tong besar tersebut diletakan di belakang masjid serta peninggalan lainnya jam bencet di bagian samping.

“Untuk tongkat ini terbuat dari galeh (bagian inti) kayu jati. Dulunya tongkat ini pernah hilang, tapi kembali lagi,” kata dia.

Berdasarkan keterangan tokoh masyarakat setempar, Mufid, dulu bersama tokoh masyarakat lainnya pernah menuju Kadilangu Demak untuk mencari tahu sejarah keberadaan peninggalan Sunan Kalijaga.

“Kemudian setiap 1 Muharam diadakan pengajian akbar dan pawai taaruf di Bale Panjang. Ini diadakan biar keberadaan Bale Panjang tidak disalahgunakan sekaligus nguri-uri bangunan penuh nilai dakwah tersebut,” tandasnya. (dbs/dtc/muz)

spot_img

TERKINI