JATENGPOS.CO.ID, SALATIGA – Salah seorang tokoh masyarakat Salatiga Eko Niryogo mengatakan, masih banyak Pekerjaan Tumah ( PR) yang harus diselesaikan oleh kepala daerah terpilih nantinya. Diantaranya semrawutnya kabel, mangkraknya Pasar Jetis dan sebagainya. Sehingga para pasangan calon wali kota/wakil wali kota tidak usah muluk-muluk dalam mengumbar janji-janji.
“ Langsung to the point saja apa yang jadi PR di Salatiga ( dalam janji kampanye). Tidak usah muluk- muluk. Salah satu PR-nya kabel semrawut, bisa diatasi maka Salatiga menjadi lebih indah, kita punya OPD terkait, semisal saat bongkar trotoar sekalian diintegrasikan di dalamnya untuk kabel listrik, kabel telepon, air minum dan sebagainya,” kata Eko Niryogo.
Eko juga memberikan masukan kepada pemerintah kota, pentingnya dibentuk sistem informasi terpadu, yang memetakan posisi dan letak pipa aliran-aliran air, aliran listrik dan sebagainya. “ Karena apa, ketika dilakukan pembangunan jalan, pasti berbenturan dengan pipa air yang terpendam, ketika pipa bocor, maka aliran ke warga jadi terganggu, seharusnya ini sangat bisa diantisipasi dengan pemetaan,” kata Eko Niryogo yang juga ketua DPC Pemuda Pancasila Salatiga ini.
Wali Kota terpilih nantinya juga harus bisa menyelesaikan PR seperti mangkraknya Pasar Jetis, Pasar Raya 2, GOR Kridanggo harus ada program yang jelas, kapan diselesaikan pembangunannya dan sebagainya.” Daripada mangkrak nanti jadi tempat uka-uka, mangkrak yang nempati setan,” imbuh Eko sembari tersenyum.
Kemudian PR selanjutnya untuk Wali Kota terpilih yaitu sistem birokrasi yang terbuka, sebagai contoh ada posisi kepala dinas yang kosong, kepala bidang ada yang kosong, maka dibuka secara terbuka, sehingga masyarakat bisa ikut mengakses informasi.” Masyarakat juga biar tahu, cara ngisi bagaimana, standarnya bagaimana, syarat seperti apa, tidak ujuk-ujuk jadi kepala dinas, kepala bidang, karena nanti dampaknya juga dirasakan masyarakat,” katanya.
Eko juga mengusulkan agar dibuat detail engginering design ( DED) Salatiga secara general sehingga diketahui master plan Salatiga ini seperti apa.” Planingnya seperti apa, di sana mau dibangun apa mau dibuat apa sudah ada di DED general itu. Ini nanti tugas wali kota baru dan juga DPRD baru,” tandasnya.
Eko mengatakan, jika potensi Salatiga tidak digali secara optimal, maka akan mengandalkan pendapatan asli daerah ( DAD) dari mana,” Paling tidak orang dipermudah masuk Salatiga, mau investasi sistem perijinannya belum terbuka, sistemnya OSS, orang tidak paham, bagaimana caranya paham. Kalau maun investasi, terus dimana lokasinya, seharusnya semuanya harus jelas,” pungkasnya. (deb)