JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Tindak kejahatan narkotika semakin kompleks dengan munculnya berbagai modus baru yang terus berkembang, khusunya di sepanjang tahun 2024.
Hal tersebut, di sampaikan Kepala BNN Provinsi Jawa Tengah Brigjen Agus Rohmat, dalam rilis ungkap kasus tahun 2024, di Kantor BNNP Jateng Jalan Madukoro Semarang, Senin (30/12).
Namun, di tahun 2024 menjadi tonggak penting dalam perjuangan Badan Narkotika Nasional (BNN) melawan ancaman narkotika di Indonesia, khususnya di wilayah hukum BNNP Jateng.
“Kondisi tersebut, menuntut kami untuk lebih inovatif, kolaboratif, dan strategis dalam melaksanakan pencegahan serta pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika,” ujarnya.
Dijelaskan, di sepanjang tahun 2024 BNNP Jawa Tengah bersama jajarannya telah menandatangani 453 dokumen kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk instansi pemerintah, swasta, institusi pendidikan, dan masyarakat.
Selain itu, indeks ketahanan terhadap narkoba di Jawa Tengah mengalami peningkatan signifikan.
Indeks Ketahanan Keluarga (DEKTARA) mencapai angka 87,79, sedangkan Indeks Ketahanan Diri (DEKTARI) sebesar 53,53, keduanya berada pada kategori tinggi.
“Tak hanya itu, dalam program Desa/Kelurahan Bersinar, juga menjadi salah satu inovasi penting dengan menyasar 147 desa/kelurahan, 203 lingkungan bersinar dan berbagai sektor lainnya, seperti industri, pesantren dan tempat wisata,” jelasnya.
Lanjut Brigjen Agus, BNNP Jateng juga telah melibatkan lebih dari 3.000 relawan anti narkoba dan mengedukasi lebih dari 300.000 orang melalui berbagai kegiatan tatap muka.
Sedangkan, dalam aspek rehabilitasi, sebanyak 1.962 penyalahguna narkoba telah mendapatkan layanan rehabilitasi di fasilitas BNN dan mitra.
“Kami memberikan berbagai layanan, termasuk rawat inap, rawat jalan, dan program pascarehabilitasi yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi klien,” imbuhnya.
BNNP Jawa Tengah juga memfasilitasi pelatihan keterampilan, seperti pengelasan, pengolahan hasil pertanian, hingga usaha mandiri, untuk membantu klien kembali produktif di masyarakat.
“Kami, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menjawab tantangan kejahatan narkotika yang terus berkembang, guna memperkuat kerja sama dengan pemerintah daerah, institusi pendidikan dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pemberantasan narkoba,” paparnya.
Melalui langkah-langkah tersebut, BNNP Jawa Tengah optimis di tahun 2025 dapat berkontribusi dalam mewujudkan visi Indonesia Bersinar serta mendukung tercapainya (Indonesia Emas 2045 ), pada masa yang akan datang. (ucl)