JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO – Desa Pranan di Kabupaten Sukoharjo menciptakan terobosan baru dalam pengelolaan peternakan masyarakat pedesaan. Kepala Desa Sarjanto, menggerakkan masyarakat khususnya yang memiliki ternak untuk memiliki kandang kolektif dengan memanfaatkan tanah kas desa seluas 5.000 m² sebagai kawasan kandang ternak kolektif untuk sapi dan kambing.
Lahan yang terletak di Dukuh Balong RT 01 RW 04 dipilih karena berada di luar kawasan pemukiman, sehingga jauh dari area padat penduduk.
Langkah ini bertujuan untuk mengurangi polusi bau di kawasan permukiman dan meminimalkan konflik antarwarga, sekaligus mengantisipasi munculnya penyakit ternak karena kandang bersih dan ternak terpantau.
“Kami berupaya menciptakan lingkungan yang nyaman bagi warga. Dengan memindahkan kandang ternak ke luar permukiman, polusi bau dapat diminimalkan, dan konflik antarwarga bisa dieliminasi,” ujar Sarjanto, Jumat (10/1).
Sistem Penyewaan Tanah Kas Desa
Lahan tersebut dibagi menjadi dua, masing-masing 2.500 m² untuk kandang sapi dan kambing. Sistemnya, peternak menyewa lahan secara tahunan melalui mekanisme lelang tanah kas desa. Jika hasil lelang, misalnya, mencapai Rp 11 juta per tahun, biaya ini akan dibagi rata di antara penyewa. Setiap peternak mendapat kapling berukuran 6 x 8 meter dan membangun kandangnya sendiri.
Hingga kini sudah ada 10 peternak telah menyewa lahan dengan jumlah hewan sebanyak 18 ekor. Sementara 15 lainnya sudah mendaftar untuk bergabung. Dalam jangka panjang, kawasan ini dirancang untuk menampung hingga 50 peternak.
Inovasi Pertama di Sukoharjo
Desa Pranan menjadi desa pertama di Kabupaten Sukoharjo yang menerapkan sistem penyewaan tanah kas desa untuk kandang ternak kolektif. Inovasi ini mendapat apresiasi masyarakat setempat karena menghadirkan solusi konkret atas permasalahan polusi bau.
“Langkah ini adalah upaya kami untuk mewadahi kebutuhan peternak sekaligus menjaga keharmonisan lingkungan desa. Program ini juga meningkatkan pendapatan desa melalui optimalisasi pemanfaatan tanah kas desa.” imbuh Sarjanto.
Meningkatkan Produktivitas Peternak
Selain menciptakan kenyamanan, kawasan ternak kolektif ini juga mendorong peternak untuk mengembangkan skala usaha mereka. Dengan lokasi yang terfokus, peternak dapat bekerja lebih produktif tanpa khawatir mengganggu warga lainnya.
“Apalagi saat ini sedang musim wabah PMK pada ternak, solusi ini sangat tepat agar hewan terpantau dan sehat. kami juga kerjsama dengan Dinas Pertanian Sukoharjo jadi hewan selalu dipantau kesehatannya” kata Sarjanto.
Desa Pranan membuktikan diri sebagai desa yang adaptif dan inovatif, mengatasi tantangan kehidupan modern sekaligus menjaga tradisi bertani dan beternak yang telah lama mengakar. Program ini diharapkan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan bagi masyarakat. (Dea)