JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN– Sebanyak seratus Mahasiswa KKN Universitas Negeri Semarang (Unnes) akan melaksanakan penyuluhan bahaya rokok tanpa cukai atau ilegal di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang.
Kepala Pusat Pengembangan KKN Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unnes, Dr Edi Kurniawan menjelaskan Bandungan dipilih karena berdekatan dengan salah satu wilayah utama penghasil tembakau di Jawa Tengah (Jateng). Kawasan wisata Bandungan juga berpotensi besar menjadi pasar rokok ilegal.
“Edukasi akan diarahkan untuk mencegah meluasnya peredaran. Kami juga bekerjasama dengan Biro Hukum Pemprov Jateng,” ungkapnya usai penerimaan mahasiswa KKN Unnes Semarang di Ruang Dharma Satya Kompleks Kantor Bupati Semarang di Ungaran, Kamis (30/1/2025).
Selain Bandungan , Unnes Giat Angkatan 11 kali ini juga menerjunkan 434 mahasiswa ke empat kecamatan. Yakni Ungaran Barat, Ungaran Timur, Tengaran dan Susukan. Mereka akan berbaur dengan warga di 47 desa/kelurahan sampai 25 Maret mendatang. Para mahasiswa itu juga mengemban misi mengaktualisasikan nilai -nulai Pancasila dalam kehidupan warga sehari-hari.
Aktualisasi itu menurut Edi dapat dikembangkan secara luas. Termasuk mendukung upaya pengentasan kemiskinan dan penanganan gizi buruk (stunting).
Wakil Bupati Semarang H Basari saat sambutan berharap para mahasiswa dapat membantu Pemkab Semarang mengatasi berbagai persoalan.
“Selalu berkoordinasi dengan pihak berwenang agar kegiatan dapat membawa hasil yang baik,” tegasnya.
Terpisah, Bupati Semarang H Ngesti Nugraha mengajak para mahasiswa KKN Universitas Semarang untuk kreatif mengembangkan aneka produk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Hal itu dikatakan saat membuka ekspo produk UMKM yang digelar para mahasiswa di lapangan parkir Alun-alun Bung Karno, Kalirejo, Ungaran Timur, Kamis (30/1/2025).
Pembukaan ditandai pelepasan rangkaian balon oleh Bupati. Ikut menyaksikan Rektor USM Dr Supari, Asisten Pemerintahan dan Kesra Rudi Susanto , jajaran pejabat struktural USM dan undangan lainnya.
Menurut Bupati para mahasiswa dapat membantu memperluas pemasaran produk itu lewat media sosial .
“Sehingga produk dapat dikenal lebih luas oleh masyarakat,” ujarnya. (muz)