29.1 C
Semarang
Senin, 11 Agustus 2025

Olahraga Lari Primadona di Lereng Lawu, Mampu Geliatkan Wisata dan Ekonomi Masyarakat

JATENGPOS.CO.ID,  KARANGANYAR -Olahraga lari jadi primadona baru sport tourism di lereng gunung Lawu. Tak hanya Siksorogo, teranyar Lawu Forest and Adventure Trail 2025 mampu geliatkan wisata dan ekonomi masyarakat sekitar.

Penasehat Lawu Forest and Adventure Trail 2025, Toni Hatmoko yang juga turut serta dalam olahraga lari jelajah hutan Lawu itu mengatakan bahwa olahraga lari saat ini sedang jadi primadona masyarakat. Di Karanganyar sudah ada Siksorogo, dengan lokasi treknya itu sejak awal di Tawangmangu.

Sedangkan di Karanganyar, wisata itu juga ada di Ngargoyoso namun jarang dipromosikan. Lanjut Toni Hatmoko, maka dalam event Lawu Forest and Adventure Trail 2025 dipilihkan jalur di Ngargoyoso. Selain Kemuning, Ngargoyoso juga punya Desa Berjo yang memiliki air terjun jumog dan Telaga Madirda.

“Dan sebenarnya ada juga Jalur pendakian, yakni Jalur pendakian Tambak, tapi jalur itu berat. Sebenarnya tak terlalu panjang sama dengan Cetha. Bedanya tanjakanya itu tinggi. Ekstrim. Tapi malah menantang bagi peserta,” jelas Toni Hatmoko pada wartawan, kemarin.

Baca juga:  12 Tempat Usaha Disegel Satpol PP

Menurut Toni, jalur hutan memang lebih rawan tersesat. Sebagai antisipasi, panitia memberikan petunjuk jalur atau marka lebih rapat. Sehingga dari jarak dekat sudah terlihat jalurnya. Disebutkan, jarak Lawu Forest and Adventure Trail 2025 ini sepanjang 28 km. Dengan estimasi waktu tempuh 12 jam.
“Star itu jam 5 pagi sampai 5 sore. Karena jalur hutan kalau malam itu berbahaya. Rutenya dimulai dari jalur pendakian Tambak ke puncak Lawu, turun ke jalur Mbabar, lalu kembali ke Tambak. Finish,” ungkapnya.

Yang menarik di Lawu Forest and Adventure Trail 2025 karena jalur hutan itu asri, udara segar dan bisa menikmati alam. Meski perdana, peserta olahraga ini sudah 700 orang, tentu ini segmen pesertanya berbeda. Kebanyakan masih kawula muda usia 20 sampai 30 tahun.

Kegiatan ini selain menyehatkan, juga menggeliatkan UMKM, rumah makan dan penginapan. Bahkan ia sempat bertanya pada tukang ojek sekitar. Karena ada acara itu penghasilan sehari bisa dapat 700 ribu.
“Habis lebaran, kita akan adakan di wilayah Jatiyoso. Jalurnya memang semakin ekstrim dan itu membuat peserta semakin senang. Rata-rata umur 20-30. Peserta tertua itu Pak Bambang dari Kerjo itu usia 70 tapi tiap event lari ikut,” ujar Toni.

Baca juga:  Polda Jateng Gelar Ziarah dan Tabur Bunga di Laut

Salah satu peserta dari Karanganyar, Offy Hartanto mengaku kecanduan olahraga lari, meski tak juara dan harus mengeluarkan biaya tapi malah ketagihan. Bahkan ia sempat jatuh. Karena di jalur miring, kaki tersangkut akar pohon. Kaki kram sampai paha.
“Saat jatuh itu saya diam dulu sampai ada pelari lain. Dapat pertolongan. Untung ada pelari yang bawa etil. Saya pijit sendiri sambil istirahat setengah jam. Mulai lentur, saya jalan lagi. Sudah panas baru lari lagi. Persiapannya saya latihan elevasi otot. Dan yang penting itu mental, karena jarak pelari yang satu dan lainnya jauh. Kadang sendirian di jalur hutan,” pungkasnya. (yas).


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya