JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO – Setelah menyelesaikan agenda pelantikan dan retret, Bupati Sukoharjo Etik Suryani langsung kembali bekerja dengan meninjau kondisi infrastruktur yang rusak akibat bencana banjir di beberapa wilayah.
Bupati melakukan pengecekan di Desa Tangkisan dan Desa Dalangan Kecamatan Tawangsari serta Desa Pengkol Kecamatan Nguter, Senin (3/3).
Dalam kunjungannya, Etik Suryani menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo akan segera menangani kerusakan sesuai kewenangan.
Selain itu, ia juga meminta Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) untuk turun tangan karena beberapa kerusakan, termasuk abrasi tebing dan jembatan, menjadi kewenangan mereka.
Peninjauan pertama dilakukan di Jembatan Tangkisan, Kecamatan Tawangsari, yang mengalami ambles dan patah pada bagian cor tengah akibat banjir besar pada Senin (24/2) lalu. Kondisi ini menyebabkan terganggunya akses masyarakat, terutama bagi warga Desa Pojok dan Desa Tangkisan.
Saat ini, jembatan masih dapat dilalui pejalan kaki, pengguna sepeda, sepeda motor, dan traktor pertanian. Namun, kendaraan roda empat dan yang berukuran lebih besar harus mencari jalur alternatif.
“Saya kembali menyambangi masyarakat setelah agenda pelantikan dan retret. Sekarang sudah aktif kembali bekerja di kantor dan turun langsung melihat kondisi di Tangkisan. Untuk jembatan yang retak akan kita benahi dulu agar tidak membahayakan. Sedangkan kendaraan besar sementara dialihkan ke jalur lain,” ujar Etik Suryani.
Meski demikian, Bupati mengingatkan bahwa perbaikan total jembatan memerlukan proses panjang, termasuk penganggaran, perencanaan, dan lelang proyek.
“Tahun ini belum bisa dibangun total karena butuh perencanaan matang. Tetapi perbaikan darurat akan segera dilakukan,” lanjutnya.
Selanjutnya, Bupati Sukoharjo meninjau lokasi abrasi tebing Sungai Bengawan Solo di Desa Dalangan, Kecamatan Tawangsari. Abrasi semakin parah akibat curah hujan tinggi yang menyebabkan aliran air Sungai Bengawan Solo meluap dengan deras.
Salah satu warga, Sutarno, menjadi korban terbaru abrasi, di mana tanah di sekitar rumahnya terkikis. Sebelumnya, kasus serupa juga terjadi di desa yang sama, menimpa rumah Untari, yang kehilangan separuh bangunannya akibat abrasi.
Bupati mengingatkan bahwa permasalahan abrasi di Sungai Bengawan Solo bukan kali pertama terjadi. Ia menegaskan bahwa BBWSBS harus segera bertindak karena penanganan sungai merupakan kewenangan mereka.
“Dulu saat ada abrasi, kami sudah bersurat ke BBWSBS. Sekarang terjadi lagi di lokasi berbeda. Apalagi bangunan penahan abrasi yang sebelumnya dibuat ternyata belum satu tahun sudah rusak. BBWSBS harus segera turun tangan karena kantor mereka juga ada di Sukoharjo, jadi harus memprioritaskan wilayah ini,” tegasnya.
Dampak abrasi ini cukup serius karena menyebabkan warga kehilangan lahan yang sudah bersertifikat. Warga berharap ada solusi konkret dari pemerintah pusat maupun BBWSBS untuk mencegah abrasi semakin meluas.
Dengan peninjauan ini, Bupati Etik Suryani memastikan bahwa Pemkab Sukoharjo akan terus berupaya melakukan perbaikan infrastruktur serta menekan pihak terkait agar bertanggung jawab atas kerusakan yang berada di luar kewenangan daerah. (dea)