JATENGPOS.CO.ID, BATANG – Usulan Gunung Slamet menjadi Taman Nasional sudah diajukan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Itu adalah upaya untuk konservasi lingkungan di kawasan Gunung Slamet.
“Konservasi lingkungan Gunung Slamet sudah diajukan ke Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk jadi Taman Nasional,” kata Ahmad Luthfi saat Musrenbangwil Eks Karesidenan Pekalongan di Pendopo Kabupaten Batang, Kamis, 24 April 2025.
Usulan tersebut sejalan dengan nafas pembangunan daerah Jawa Tengah untuk tahun 2026, yaitu meneguhkan posisi Jawa Tengah sebagai lumbung pangan nasional. Untuk memujudkan hal itu, masalah lingkungan, khususnya ketersediaan air di daerah-daerah harus menjadi prioritas. Selain memperbaiki infrastruktur pendukung pertanian, kawasan tangkapan air juga harus menjadi perhatian.
“Surat sudah diluncurkan ke Kementerian. Kita tunggu saja hasilnya. Untuk daerah lain sudah ada, seperti di Gunung Lawu dan Merbabu,” ujar mantan Kapolda Jateng itu.
Menurut Ahmad Luthfi, aturan terkait serapan air tanah di Jawa Tengah sudah ada Perda yang diterbitkan pada tahun 2021. Dalam Perda tersebut disebutkan bahwa evaluasi air tanah dilakukan satu tahun sekali.
“Kalau perlu, sebulan sekali kita evaluasi agar serapan air tanah tidak habis di konsumsi,” katanya.
Selain konservasi lingkungan di kawasan pegunungan, Ahmad Luthfi juga akan melanjutkan program “Mageri Laut” yang dulu sempat ia gagas saat menjadi Kapolda Jateng. Penanaman mangrove di sepanjang pesisir akan digalakkan. Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terlibat, baik saat penanaman maupun perawatan mangrove pasca tanam agar tidak mati.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, Widi Hartanto, menambahkan, kajian sudah dilakukan terkait pengusulan hal tersebut. Kawasan Taman Nasional Gunung Slamet ini nanti meliputi beberapa daerah seperti Kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang, Purbalingga, dan Banyumas.
“Salah satu pertimbangan karena banyaknya perambahan hutan, sehingga ini bisa menjadi perhatian masyarakat agar tetap terjaga konservasi di Gunung Slamet,” ujarnya.
Sebelumnya seorang pegiat atau pecinta alam di Kabupaten Batang, Suwong, sempat menyampaikan beberapa usulan kepada Ahmad Luthfi saat Musrenbangwil Eks Karesidenan Pekalongan. Menurutnya, untuk mewujudkan Jawa Tengah sebagai lumbung pangan nasional maka ketahan air menjadi sangat penting. Apabila kebutuhan air tidak tercukupi maka target untuk menjadi lumbung pangan bisa tidak tercapai.
“Kita harus menjaga daerah tangkapan air. Dulu sempat muncul gagasan kawasan hutan alam ‘Sisik Naga’. Dari Gunung Prau sampai Slamet, kalau bisa itu dibangkitkan kembali,” ujarnya kepada Ahmad Luthfi.
Hal lain yang perlu diperhatikan, lanjut Suwong, adalah menjaga kawasan sungai di wilayah Batang dan lainnya. Kalau sungai rusak bisa saja menjadi penyebab kegagalan panen. Begitu halnya di wilayah dekat pantai, tanggul laut juga perlu diperhatikan. (*/jan)