spot_img
31.5 C
Semarang
Rabu, 25 Juni 2025
spot_img

Monumen Pers Goes To School 2025

Sapa Siswa SMK Sakti Gemolong, Bangun Literasi dan Cinta Pers

JATENGPOS.CO.IDSRAGEN — Upaya peningkatan literasi dan pengenalan dunia pers terus dilakukan oleh Monumen Pers Nasional melalui program “Monumen Pers Goes To School 2025 (MGTS 2025)”. Kali ini, giliran SMK Sakti Gemolong yang menjadi tuan rumah penyelenggaraan program tersebut, Selasa (22/4/2025).

Sekitar 750 siswa kelas X turut serta dalam kegiatan edukatif ini, yang dimulai sejak pukul 08.00 WIB dan berlangsung dengan antusiasme tinggi dari para siswa maupun guru.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Monumen Pers Nasional bekerja sama dengan TATV ini menjadi salah satu bentuk nyata komitmen literasi di lingkungan pendidikan.

Tujuannya adalah memperkenalkan sejarah pers nasional sekaligus mendorong siswa untuk lebih mengenal media dan meningkatkan budaya membaca.

Kepala SMK Sakti Gemolong, Heru Setyoko, S.Pd., M.Pd, menyambut baik program tersebut dan menyatakan kebanggaannya atas dipilihnya sekolah yang ia pimpin menjadi lokasi kegiatan tahun ini.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk memberikan wawasan baru kepada siswa tentang dunia pers. Saya berharap ini bisa menjadi awal dari tumbuhnya semangat literasi dan apresiasi terhadap media massa di kalangan pelajar,” tuturnya.

Sementara itu, Endah Damayanti, SE., M.Pd, selaku perwakilan dari Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Provinsi Jawa Tengah, dalam sambutannya menyampaikan harapan besar agar para siswa bisa memanfaatkan momen ini untuk menambah pengetahuan dan minat baca.

“Saya mengajak anak-anak untuk tidak hanya berhenti di sini, tapi juga berkunjung ke Monumen Pers Surakarta untuk melihat secara langsung koleksi dan sejarah perjalanan pers nasional,” ucapnya.

Setelah prosesi pembukaan yang dipandu oleh MC Gapoek Asia, acara dilanjutkan dengan berbagai penampilan dari siswa dan guru. Siswa menampilkan Tari Tradisional Gambyong yang dibawakan oleh kelompok tari Sakti Art, dilanjutkan dengan pertunjukan musik perkusi Sakti Perkusi, musik akustik oleh para guru Sakt’s Teacher, serta stand up comedy yang berhasil menghidupkan suasana.

Acara utama berupa sosialisasi profil dan program Monumen Pers Nasional dipaparkan langsung oleh dua petugas, Zahara Nur Iftifaza dan Akhmad Giri Suryana. Mereka memperkenalkan koleksi penting milik Monumen Pers, mulai dari radio-radio zaman perjuangan, mesin ketik, kamera analog, surat kabar, hingga majalah edisi langka.

Untuk menyemarakkan suasana, panitia juga menggelar games interaktif berbasis aplikasi Kahoot dari Komdigi yang menguji pengetahuan siswa tentang dunia pers dan sejarah media. Antusiasme peserta membuat sesi ini berjalan sangat seru.

Salah satu agenda penting dalam MGTS 2025 ini adalah seleksi Duta Monumen Pers Nasional 2025, yang ditujukan untuk mencari siswa berbakat dan berprestasi dalam bidang komunikasi, pengetahuan sejarah pers, dan semangat literasi.

Penilaian dilakukan berdasarkan beberapa aspek: penampilan, pemahaman materi, motivasi, kerapihan, serta kepercayaan diri dalam menyampaikan orasi. Setelah proses seleksi, dewan juri menetapkan Mega Aulia Mawastiana dan Rayhan Alfiansyah Majid, keduanya dari kelas X TKJ E, sebagai Duta Monpers 2025 mewakili SMK Sakti Gemolong.

Kepala Monumen Pers Nasional, melalui perwakilannya Kuncoro Mahendro Suryo (Yoyok), mengapresiasi dukungan penuh dari pihak sekolah dan semangat luar biasa dari para siswa. “Kegiatan ini bukan hanya menjadi ajang sosialisasi, tapi juga menjadi media penguatan karakter siswa lewat literasi dan apresiasi sejarah media,” katanya.

Sebagai tindak lanjut, Monumen Pers Nasional bersama SMK Sakti Gemolong menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk membangun kerja sama berkelanjutan. Bentuk kerja sama tersebut meliputi program kunjungan edukatif siswa ke Monumen Pers Surakarta, kolaborasi kegiatan literasi, serta pelibatan siswa dalam berbagai acara kebudayaan dan jurnalistik.

Dengan suksesnya penyelenggaraan MGTS 2025 di SMK Sakti Gemolong, Monumen Pers berharap program serupa dapat menjangkau lebih banyak sekolah di berbagai wilayah Indonesia, demi membangun generasi yang literat, peka informasi, dan cinta terhadap sejarah bangsa.(dea)

spot_img

TERKINI