Jeruk Bali, Buah Andalan Desa Gedongan untuk Peziarah Makam Joko Tingkir

JERUK BALI: Hasil buah jeruk Desa Gedongan, Kecamatan Plupuh, Sragen. Foto: ARI SUSANTO / JATENG POS

JATENGPOS. CO. ID, SRAGEN – Desa Gedongan, kecamatan Plupuh dikenal sebagai lokasi Makam Butuh. Tempat dimana Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya dan keluarganya yakni Ki Ageng Butuh disemayamkan di peritirahatan terakhir. Lantas melihat peluang banyaknya peziarah, desa mulai mengembangkan budidaya jeruk Bali.

Budidaya Jeruk Bali kini berhasil menggeliatkan UMKM di sekitar area makam. Peziarah menjadikan jeruk bali sebagai oleh-oleh buah tangah dari Makam Butuh. Lantaran melimpahnya produk, sehingga dijual dengan harga yang cukup terjangkau. Selain itu hampir di setiap pekarangan rumah warga Desa Gedongan memiliki pohon jeruk Bali.

Kepala Desa (Kades) Gedongan, Maryanto menyampaikan awalnya menjadi salah satu penghasil jeruk bali, berasal dari bantuan bupati. Dia menyampaikan sekitar 2016-2017, saat periode pertama Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati memberikan program bantuan bibit pohon jeruk Bali. ”Kebetulan saat itu saya belum menjabat, jadi tidak tahu jumlah bibit yang dibagikan,” ujarnya.

Selain desa Gedongan, bantuan juga diberikan di desa tetangga yakni Desa Manyarejo. Karena memiliki kontur dan tipikal tanah yang hampir serupa. Lantas saat ini berkembang cukup pesat dan mulai dikembangkan. ”Sudah mulai berbuah, bahkan ada pohon yang sudah tua dan mati, hampir di setiap rumah ada,” ujar dia.

Dia menyampaikan tanah di Gedongan ternyata cocok untuk jenis tanaman Jeruk bali. Untuk harga juga bervariasi, antara Rp 10-20 ribu tergantung ukuran dan kondisi buah.

Kades menambahkan sekarang Makam Butuh juga semakin populer untuk ziarah. Pengunjung berasal dari luar kota dan luar Provinsi untuk ziarah. Berkahnya banyak UMKM mulai menggeliat, berjualan seperti minum, souvenir hingga buah Jeruk bali ini. ”UMKM yang ada lebih dari 30 dari 3 titik lokasi parkir,” ujarnya.

Maryanto menyampaikan pengunjung yang hadir pada akhir pekan bisa sampai 100 bus.”Sabtu bisa 50 bus dan minggu juga 50 bus, terus diluar itu bisa sampai 20-30 bus. Jadi menjadi rejeki untuk UMKM, Parkir dan Ojek. Masuk makam juga gratis atau infak seikhlasnya,” terangnya. (ars/jan(