JATENGPOS.CO.ID. UNGARAN– Setelah melalui penyelidikan intensif yang dilakukan oleh penyidik Polres Semarang, disimpulkan bahwa meninggalnya Sri Rahayu bukan dari tindak kekerasan. Melainkan akibat terjatuh dari angkot yang dikemudikan suaminya. Korban tewas dengan penuh luka setelah melompat dari angkot yang sedang berjalan.
Kasat Reskrim Polres Semarang, AKP Yusi Andi Sukmana menyatakan dari hasil penyelidikan dan keterangan saksi di lapangan disimpulkan tidak ada unsur kekerasan. Luka-luka pada tubuh korban setelah melalui hasil visum akibat terjatuh dari angkot yang sedang berjalan.
“Dari hasil penyelidikan, tidak ditemukan adanya bukti apapun terkait tindak pidana. Diperkuat lagi dengan keterangan para saksi. Maka kasus dugaan penganiayaan yang menyebabkan Sri Rahayu meninggal tidak ada unsur kekerasan. Korban tewas setelah melompat keluar dari angkot yang sedang berjalan setekah terlibat cekcok dengan suaminya Nur Rohmad,” tandas Yusi Andi Sukmana kepada wartawan, Senin kemarin.
Karena tidak ada unur kekerasan, menurut Yusi Andi maka kasus tersebut cenderung kepada kasus kecelakaan lalu lintas (laka lantas) dan kini diserahkan ke Unit Laka Lantas Satlantas Polres Semarang untuk ditindaklanjuti. “Senin hari ini (kemarin) sudah kami serahkan kasusnya ke Unit Laka,” imbuhnya.
Sementara itu, dengan adanya dugaan terjadi pengeroyokan warga terhadap Nur hingga babak belur saat mengantar jenazah Sri Rahayu ke pihak keluarga di Dusun Macanan, Desa Tajuk, Kecamatan Getasan (Sabtu, 27/1), pihak Satreskrim masih akan melakukan penyelidikan.
Diberitakan sebelumnya Nur Khamid (40) warga Dusun Krajan RT 03 RW 02,Desa Bener,Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang sempat dihakimi warga saat mengantar jenasah istri sirinya Sri Rahayu (31) ke rumah orang tuanya di Desa Tajuk, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Nur diduga yang membunuh istrinya sendiri karena banyak terdapat luka di tubuhnya.
Peristiwa bermula ketika Sabtu siang kemarin pelaku yang merupakan sopir angkot bertengkar hebat dengan istri sirinya di dalam mobil angkot. Pertengkaran terjadi selama perjalanan di Dusun Tugu, Tengaran.
Ketika di tengah jalan, persisnya di depan rumah salah seorang warga, Sri Rahayu tiba-tiba terjatuh dari angkot. Nur Khamid kemudian menghentikan angkotnya dan memasukkan kembali istrinya ke dalam angkot. Kondisi korban saat itu tidak berdaya dan beberapa bagian tubuhnya menderita lebam-lebam.
Saat itu banyak warga yang juga melihat ceceran darah di dalam angkot. Nur kemudian membawa Sri Rahayu ke rumah sakit terdekat yaitu di RSDKT Salatiga. Meski telah menjalani perawatan intensif, namun nyawa korban tidak tertolong. (deb/muz)