JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Pusat Kajian Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menghitung kerugian akibat erupsi gunung Semeru ditaksir mencapai Rp310 miliar yang mencakup sarana dan prasarana umum.
“Dengan menggunakan metode Damage and Loss Assessment (DaLA), kami menghitung kerugian mustahik akibat bencana erupsi ini total mencapai Rp310 Miliar,” ujar Direktur Puskas BAZNAS Muhammad Hasbi Zaenal dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan sarana dan prasarana itu meliputi gedung umum, jembatan, jaringan listrik, mata air bersih, mandi cuci kakus (MCK), perdagangan umum, jalan lingkungan, lapangan, dan talud permanen.
Menurut Hasbi, dalam upaya penanganan warga terdampak, BAZNAS telah menurunkan 14 personel yang terdiri dari BAZNAS Tanggap Bencana (BTB), dokter, perawat, farmasis, dan relawan untuk membangun pos kesehatan dan pengobatan bergerak (mobile).
BAZNAS akan terus mendampingi para korban letusan, sejak proses evakuasi hingga pemulihan bencana. Dari asesmen awal, warga membutuhkan hunian sementara dan bantuan sanitasi air bersih, di samping makanan dan obat-obatan.
“Hal ini tentu memerlukan dukungan dari lembaga-lembaga zakat untuk membantu pemulihan setelah letusan Gunung Semeru,” kata dia.
Sementara itu, Ketua BAZNAS RI Noor Achmad memperkirakan angka masyarakat miskin di Kabupaten Lumajang akan semakin bertambah imbas dari letusan Semeru.
Dari basis data terpadu BAZNAS melaporkan angka fakir miskin di delapan desa, Kabupaten Lumayan, mencapai 20.953 orang sebelum letusan. Angka kemiskinan tersebut diperkirakan akan bertambah setelah letusan.
“Data ini kami dapatkan sebelum terjadi letusan Gunung Semeru. Diprediksi, setelah adanya bencana ini, jumlah fakir miskin akan semakin bertambah. Ini menjadi tugas lembaga zakat dalam melayani mereka,” kata dia.
Noor mengatakan BAZNAS akan terus melakukan upaya terbaik dalam membantu mereka yang terdampak letusan. BAZNAS juga telah menurunkan tim dari BAZNAS Tanggap Bencana (BTB) dan Rumah Sehat BAZNAS (RSB). (ant/rit)