JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN– Tiga mahasiswi Universitas Ngudi Waluyo (UNW) Ungaran tergabung dalam komunitas Khatarosyouth sukses mengalkuturasi tarian tradisional asal Papua Tengah dengan Nusa Tenggara Timur (NTT). Tarian kreasi modern dinamai ‘Kreasi dari Timur’ ini mengundang kekaguman ribuan mahasiswa baru (Maba) saat pertunjukan Pentas Seni (Pensi).
Ketiga mahasiswi itu adalah Tina Patrisia dari Nabire, Papua Tengah, Lita Melelak dari Rote Kabupaten Rote Ndao, dan Delani dari Kabupaten Ende Kepulauan Flores, NTT. Ide kolaborasi tarian berasal dari daerah berbeda ini muncul saat ketiganya sering kali bertemu dalam kegiatan ibadah.
“Kebetulan kita sering bertemu dalam kegiatan ibadah agama Kristen. Bertiga mencoba cari kreasi tarian modern, kita dari Papua dan NTT punya kesamaan gerakan tari. Musiknya juga hampir sama. Bertiga sepakat coba-coba menggabungkan beberapa gerakan yang dari Papua dan NTT. Muncullah Tarian dari Timur ini,” ujar Lita mahasiswi Fakultas Kesehatan Program Studi (Prodi) Farmasi.
Delani menambahkan kebetulan bertiga sama-sama di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Tari, tahu dan menjiwai tarian tradisional dari daerah masing-masing. Tak heran, ketika tampil ketiganya terlihat gemulai dan kompak membawakan Tarian dari Timur dengan irama yang rancak.
“Kita sudah terbiasa menari jadi tidak kaku saat menggabungkan dua tarian yang berbeda. Kuncinya kita semangat latihan dan kompak memadukan tari-tarian kita yang semula ada perbedaan gerakan,” ujar Delani, mahasiswi Fakultas Komputer dan Pendidikani.
Diberitakan sebelumnya, acara Pensi diikuti berbagai UKM di halaman rektorat kampus setempat, akhir pekan kemarin. Acara sekaligus menandai penutupan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) yang telah terselenggara selama empat hari diikuti ribuan mahasiswa baru (Maba).
Antusias para Maba terlihat saat band penampil membawakan salah satu lagu campursari yang sedang hit “Koyo Jogja Istimewa”. Maba yang semula asyik menyaksikan dengan duduk-duduk sontak beramai-ramai bangkit mendekati panggung.
Mereka bukan sedang demo, namun turut bernyanyi bersama sembari berjoget riang. Antusiasme para mahasiswa tersebut menjadikan suasana pensi semakin meriah.
Koordinator Lapangan Pentas Seni UNW 2024, Agus Setiyawan mengatakan, pensi kali ini diikuti sebanyak 17 UKM yang ada di lingkungan kampus UNW. Acara digelar mulai pukul 13.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB, yang terhitung cukup singkat untuk menampilkan seluruh UKM. Karena itu, ada beberapa UKM tampil berkolaborasi dengan UKM lainnya.
“Antusias UKM mengikuti pagelaran cukup besar, sehingga panitia harus pandai-pandai mengatur waktu penampilannya. Semua kita akomodir bisa tampil, tentu menyiasatinya dengan berkolaborasi. Seperti kolaborasi UKM Teknik dengan UKM Musik, justru ini penampilannya tambah menarik,” jelasnya kepada Jateng Pos, kemarin.
“Tujuan kegiatan untuk menumbuhkan tali ikatan persaudaran dan kekeluargaan seluruh civitas UNW, khususnya buat adik-adik Maba bisa lebih mengenal lingkungan kampus dan kita semua. Kita harapkan nantinya turut terlibat dalam kegiatan-kegiatan UKM,” tambah mahasiwa Fakultas Hukum dan Humaniora ini.
Ketua Yayasan Ngudi Waluyo Ungaran, Asaat Pitoyo, saat sambutan penutupan PKKMB menyampaikan kepada maba agar pantang menyerah dalam berprestasi. Tidak hanya di bidang akademika, bidang apapun bisa dijadikan kesempatan meraih prestasi setinggi-tingginya.
“Selamat bergabung menjadi keluarga besar UNW. Berkali-kali pak Rektor menyampaikan bahwa UNW memberikan kesempatan para mahasiswa berprestasi menjadi juara di bidang apapun, tidak hanya akademika. Kampus memfasilitasi dan memberikan apresiasi bagi mahasiswa berprestasi. Jangan mudah menyerah, pantang mundur raih prestasi setinggi-tingginya,” ujar Asaad. (muz)