JATENGPOS.CO.ID, BREBES – Korban yang tertimpa reruntuhan bangunan akibat gempa berkekuatan 6,9 skala richter (SR) yang terjadi di Pulau Jawa, hingga kini masih mendapat perawatan di rumah sakit. Ikmah (50) warga Desa Slatri, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes mengalami luka di bagian kepala.
Sebuah bangunan roboh dan menimpa seorang warga yang berada di dalamnya saat gempa yang terjadi pada Jumat malam (15/12) kemarin. Saat kejadian, Ikmah sedang rebahan di ruang keluarga depan telivisi. Korban tertimpa tembok yang jebol karena terdorong runtuhan bangunan tua yang berada di samping rumahnya.
“Hajah Ikmah tertimbun tembok yang roboh akibat gempa. Warga langsung membawanya ke rumah sakit terdekat untuk perawatan, karena kondisinya luka parah,” kata Sekretaris Desa Slatri, Dedi Sunarto saat dihubungi (16/12).
Saat kejadian, warga berhamburan keluar rumah karena merasakan getaran gempa dan sempat kaget ketika mendengar ada runtuhan bangunan di samping rumah Ikmah. Mengetahui tembok rumah Ikmah jebol dan menimpa korban, warga langsung menolong dan melarikannya ke rumah sakit terdekat.
Korban tinggal bersama anaknya M. Amrin Aziz dan menantunya Dian Damayanti. Keduanya saat itu juga tengah mencari tempat yang aman bersama anaknya yang masih balita (cucu Ikmah). “Suami Hajah Ikmah sudah lama meninggal, mereka di rumah hanya tinggal bersama anak dan menantunya,” terangnya.
Saat ini kondisi korban masih dalam perawatan Intensif di RS Bhakti Asih, Brebes. Korban mengalami luka kulit terkelupas di bagian kepala akibat gempa yang terjadi pada malam hari. Lokasi gempa terjadi di 7,75 Lintang Selatan (LS) dan 108,11 Bujur Timur (BT) atau 11 kilometer barat daya Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat dengan kedalaman 107 KM. “Kondisi pasien terkelupas kulit kepalanya. Sekarang korban sudah berada di ruang bangsal untuk perawatan intensif, sebelumnya sempat beberapa jam berada di ruang IGD,” kata petugas RS Bhakti Asih, Paryanto.
Pasca kejadian, Sabtu pagi (16/12) jajaran Koramil 16 Larangan dibantu Polsek Larangan, BPBD dan masyarakat sekitar melaksanakan kerja bhakti membersihkan reruntuhan bangunan rumah milik korban yang berada di RT 04 RW 01 Desa Slatri.
BMKG sempat mengumumkan peringatan dini potensi tsunami. Namun pada Sabtu dini hari, sekitar pukul 02.26 atau sekitar dua jam setelah gempa peringatan tersebut dicabut.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho Sutopo mengatakan, pihaknya juga mencatat terdapat 43 rumah rusak berat dan roboh, 65 rumah rusak sedang, 10 rumah rusak ringan, dan beberapa bangunan publik mengalami kerusakan. “Beberapa daerah yang terdampak gempa terdapat di Kabupaten Pangandaran, Tasikmalaya, Ciamis, Kota Banjar, Garut, Cilacap, Kebumen, Kota Pekalongan, Banyumas, Brebes dan Banjarnegara,” tandasnya. (fid/ism/jpnn/muz)