Mafindo Bekali Jemaat Lansia GKI Sangkrah Tangkal Penipuan Digital & Hoaks

Kegiatan ADL Tular Nalar oleh Mafindo Soloraya bersama jemaat GKI Sangkrah Solo. (ade ujianimgsih/Jatengpos)

JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Upaya penipuan memanfaatkan teknologi digital ternyata masih menjadi momok yang sering membayangi para pengguna layanan internet khususnya mereka yang telah berusia lanjut (Lansia).

Hal tersebut menjadi salah satu latar belakang Mafindo (Masyarakat Anti fitnah Indonesia) Solo menggelar sejumlah workshop dan pelatihan Akademi Digital Lansia (ADL) Tular Nalar 3.0.

Sesi kali ini kegiatan terselenggara atas kerjasama Panitia Bulan Keluarga Gereja Kristen Indonesia (GKI) Sangkrah Solo, Sabtu (26/10/2024).

Iming-iming hadiah dengan syarat mentransfer sejumlah uang untuk mengurus administrasi, atau belanja online dimana penipu tidak mengirim barang setelah konsumen membayar sejumlah uang adalah beberapa contoh cerita yang dibagikan jemaat peserta ADL Tular Nalar Sabtu lalu.

iklan
Baca juga:  Plaza Kuliner Indonesia Siap Tampung Dan Berdayakan UKM

“Terima kasih kepada Mafindo yang sudah memberi kesempatan kepada kami untuk belajar lagi tentang pemanfaatan teknologi digital secara bijak. Semoga dengan pembekalan ini, jemaat akan lebih mampu menjadi berkat bagi orang banyak,” ujar Agus Handoyo, ketua panitia dari GKI Sangkrah.

Sebanyak 10 orang fasilitator dari Mafindo Soloraya membersamai 80-an lebih peserta yang tidak hanya berasal dari lingkungan GKI Sangkrah saja, melainkan juga datang dari beberapa gereja Kristen dan Katolik di Kota Solo.

Ibu Hadi (86) warga Purwodiningratan Jebres, Solo, menjadi peserta paling senior yang ikut dalam Akademi Digital Lansia TN, Sabtu (26/10).

“Senang mendengarkan diskusi mengenai hoaks dan penipuan digital,” kata Bu Hadi.

Baca juga:  PLN Dukung Solo Batik Music Festival

Salah satu fasilitator, Sitatur Rohmah, mengatakan, peserta di kelompoknya rata-rata sudah aware dengan hoaks dan praktik penipuan digital.

“Beberapa peserta bercerita, berkali-kali mengalami percobaan penipuan tapi mereka enggak gampang percaya. Salah satu peserta malah bertanya, apakah mungkin penipuan digital sebenarnya memanfaatkan klenik atau gendam,” papar Sitatur Rohmah.

Pada ADL Tular Nalar 3.0 yang diselenggarakan di Gedung YKH GKI Sangkrah Sabtu lalu, peserta diajak untuk melakukan langkah Wakuncar untuk mencegah penipuan. Wakuncar adalah akronim dari Waspadai (mewaspadai narasi), Kunjungi (yakni menygunjungi sumber-sumber informasi terpercaya, dan Cari yaitu untuk mencari kebenaran informasinya.

Selain itu peserta juga diajak mengingat prinsip ABCD dalam penangkal hoaks, yakni A untuk amati pesan atau isi pesannya, B untuk baca judul dan isinya secara lengkap, C untuk cek fakta, kemudian D untuk diskusikan hasil temuan fakta dengan keluarga terdekat. Diseminasi prinsip ABCD ini dilakukan dengan sesi permainan dan senam Lansia Bugar Digital. (dea)

Baca juga:  Aparat Desa Diharapkan Jadi Pelopor Pemilu Demokratis
iklan