JATENGPOS. CO. ID, SEMARANG -Sudaryono alias Mas Dar, bakal calon gubernur Jawa Tengah dari Gerindra, yang dikenal dekat dengan presiden terpilih Prabowo Subiyanto, ternyata mahir bahasa Jepang.
Dalam sesi podcast dengan JatengPosTV, Mas Dar diminta menyampaikan hajatnya maju calon gubernur dengan bahasa Jepang. Pria kelahiran Grobogan itu pun cas cis cus berbicara dengan bahasa Jepang.
“Saya Sudaryono, saya berasal dari Grobogan, sebentar lagi ada pemilu di Jawa Tengah, dan di dalam pemilu itu, saya dicalonkan untuk menjadi calon gubernur, saya minta doa dan dukungan masyarakat semuanya. Terimakasih, “demikian disampaikan Sudaryono dengan bahasa Jepang yang fasih.
Soal mahirnya bahasa Jepang ini, Daryono berkisah karena dirinya pernah lima tahun di Jepang untuk sekolah militer.
Ceritanya, setelah lulus SMP di Grobogan, dia lanjut SMA Taruna Magelang. Setelah lulus ikut seleksi ketat masuk sekolah akademi militer di Jepang. Namanya National Defense Academy. Semacam Akmil (Akademi Militer) di Indonesia.
“Lima tahun sayavdi Jepang. Di institusi militer Jepang semacam Akademi Militer di Indonesia. Alhamdulilah orang desa bisa punya kesempatan sekolah di Jepang, “kata Mas Dar.
Dari nol, Mas Dar berjuang keras untuk bisa bicara dengan bahasa Jepang. Sampai disana mengikuti program penyetaraan bahasa selama satu tahun. Dari tidak bisa sampai akhirnya bisa bicara dengan lancar.
“Belajar bahas Jepang wajib, karena pengantar kuliah pakai bahasa Jepang, disertasi, presentasi, pakai bahasa Jepang, semua ujian juga berbahasa Jepang, ” imbuhnya.
Setelah lulus di Jepang, Mas Dar kembali ke Indonesia tahun 2009. Lalu diajak bergabung dengan Prabowo sebagai ajudan pribadi.
“Karena dulu Pak Prabowo jugalah yang menggagas program-program anak-anak muda Indonesia itu bisa sekolah ke berbagai negara, salah satunya adalah kampus saya di Jepang, ” jelasnya.
Menurut Mas Dar, setelah lulus akademi militer Jepang, harusnya dia jadi tentara di tanah air. Tetapi ternyata masih harus ikut wajib militer.
“Mungkin waktu itu sudah jadi jalan hidup saya. Waktu ikut wamil saya tidak lulus. Nangis saya. Sampai simbah saya bilang, jadi tentara itu harus bayar, makanya kita jual saja sawah untuk bayar biar bisa lulus. Saya jawab gak gitu juga lah mbah,” kisah Mas Dar.
“Setelah tidak lulus wamil, ada senior kepercayaan Pak Prabowo, yakni Pak Sugiono anggota DPR. Beliau yang mengenalkan saya ke Pak Prabowo. Saya dipanggil untuk menghadap Pak Prabowo, ” imbuhnya.
Saat menghadap tahun 2009, Prabowo menanyakan apakah Mas Dar bisa bahasa Jepang. Kalau mahir, akan dijadikan ajudan pribadi khususnya untuk mendampingi kunjungan Prabowo ke Jepang dalam misi usaha atau lainya.
“Kata pak Prabowo, mengabdi kepada negara tidak harus jadi tentara, tapi menjadi pengusaha, politisi, atau apa saja yang bermanfaat juga termasuk mengabdi. Kamu ikut saya saha, nanti kalau saya ke Jepang, kamu bisikin saya maksud lawan bicara saya apa, biar saya tahu,”jelas Mas Dar.
Sejak itulah, Mas Dar menjadi ajudan pribadi Prabowo baik urusan kepartaian, politik, misi usaha dan lainya. “Kalau orang bilang, saya mayor Teddy lah, mayor Teddy jaman dulu, ” tutupnya. (jan)