Massa Minta Tangkap Inisiator RUU HIP

TOLAK RUU HIP: Massa aksi demonstrasi menolak RUU HIP di tengah guyuran hujan di depan Gedung DPR, Jakarta, Rabu (24/6). Salah satu orator meminta aparat keamanan menangkap insiator RUU HIP.

JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Massa aksi demonstrasi menolak Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) di depan Kompleks MPR/DPR, Jakarta menggelar salat Ashar berjemaah meski hujan turun dengan deras. Guyuran hujan tak membuat mereka membubarkan diri dari barisan saf.

Salat dibagi dalam dua gelombang lantaran area tak memenuhi. Mereka memanfaatkan air mineral seadanya untuk wudhu sebelum salat.

Berdasarkan pantauan di lokasi, sebagian besar massa tetap bertahan meski hujan telah mengguyur di tengah jalannya aksi.

Usai salat, mereka lalu menggelar doa bersama agar RUU HIP segera dibatalkan. Salah satu orator meminta aparat keamanan menangkap insiator RUU HIP.

iklan

Orator yang biasa dipanggil Mayor Soleh itu menilai wacana dalam RUU HIP secara tidak langsung merupakan tindakan makar.

Baca juga:  BMKG Prediksi Hujan Lebat di Sebagian Wilayah Indonesia

“Tangkap inisiator RUU HIP. Tangkap. Tangkap. Mereka yang akan membuat kita sengsara. Tangkap inisiator dan pembuat RUU HIP. Setuju? Setuju? Merdeka,” teriak dia diiringi sorakan peserta aksi.

Soleh tak merinci lebih jauh soal makar yang ia maksud. Namun sepanjang orasinya Soleh banyak menyinggung sentimen etnis dan agama.

Hujan mulai sekitar kompleks Gedung DPR/MPR sekitar pukul 15.30 atau bersamaan dengan adzan Ashar berkumandang. Salah seorang massa aksi dari mobil komando terus meneriakkan yel-yel dan jargon agar massa tetap bertahan meski hujan turun.

Aksi menolak RUU HIP dihadiri ratusan massa aksi dari berbagai yang tergabung dalam Aliansi Nasional Anti-Komunis (Anak NKRI).

Sejumlah ormas yang tercatat masuk dalam aliansi tersebut antara lain, Front Pembela Islam (FPI), Persaudaraan Alumni 212 (PA 212), dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama.

Baca juga:  Susi Pudjiastuti Minta Politisi Atasi Sengketa Natuna

Dalam aksinya, mereka menolak konsep Pancasila yang bisa diperas menjadi Trisila dan Ekasila dalam RUU HIP. Demonstran juga meminta TAP MPRS No. XXV tentang pelarangan komunisme dimasukan jadi peraturan konsideran di RUU HIP.

RUU HIP sendiri merupakan RUU usulan DPR. Sebanyak 7 fraksi partai politik mendukung penuh untuk dibahas lebih lanjut. PKS mendukung dengan catatan, sementara Demokrat menarik diri dari pembahasan.

Mengenai konsep Pancasila yang bisa diperas menjadi Trisila dan Ekasila, fraksi PDIP setuju jika dihapus dari RUU HIP. Fraksi-fraksi lainnya pun menghendaki demikian.(udi)

iklan