JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Panti Manarul Mabrur ini seolah jadi oase bagi wanita hamil diluar nikah. Bingung. Malu. Terbuang. Tidak ada solusi. Sering kali membuat seorang ibu gelap. Untuk membuang bayinya.
Tapi kepedulian panti ini membuat orang-orang bingung itu menemukan harapan. Setidaknya dapat solusi sementara. Ditolong melahirkan. Dirawat bayinya. Bahkan tidak dipungut biaya.
Setelah kelak sehat pikiranya, mereka datang lagi ke panti. Menengok bayinya. Bahkan tidak sedikit yang mengambil buah hatinya.
Karena menjadi solusi banyak pihak, kini semakin banyak orang hamil diluar nikah datang ke panti. Yang dulunya satu dua, kini sudah puluhan. Bayi yang dilahirkan sudah 60 lebih. Bahkan saat ini ada 21 wanita hamil yang sudah antri persalinan. Jika mereka lahir, jumlah anak di sini semakin banyak lagi. Entah sampai kapan.
“Itulah Mas. Saya bener-bener memohon kepada masyarakat, berhati-hatilah bergaul. Supaya tidak semakin banyak yang hamil bermasalah,”harap Rois Bawono Hadi, pengasuh Panti Manarul Mabrur.
Menurutnya, bukan niat panti untuk mengkhususkan merawat bayi diluar nikah. Tetapi karena mereka datang sendiri. Sudah hamil tua. Kalut. Bingung. Malu. Bahkan dicampakkan pacar dan keluarganya. Mereka minta ditolong.
“Bagi kami, siapapun yang datang minta solusi, kami berusaha membantu. Sekuat tenaga kita. Panti juga gak punya apa-apa. Tapi nyatanya kami ada sampai hari ini,”imbuh Rois.
Termasuk untuk persalinan 21 ibu hamil yang saat ini sudah siap-siap di panti. Mereka juga tidak tahu darimana biayanya. “Kami yakin, Alloh Maha Kaya. Kita harus percaya Alloh mencukupi kita Mas. Alloh yang akan membiayai,”tambahnya.
Dari 21 wanita yang hamil tua itu, ditampung di kamar-kamar panti. Jika ada yang siap melahirkan diundangkan bidan. Tetapi jika ada yang harus tindakan dokter akan dibawa ke rumah sakit.
Untuk yang benar-benar tidak ada pria atau keluarganya yang peduli, panti akan mencarikan biaya. Tapi kalo masih ada kerabatnya akan diminta membantu beban biayanya.
“Biar mereka tanggung jawab mas. Tapi selama menginap untuk tinggal dan makan kami bebaskan. Kasihan mereka orang susah sebenarnya,”jelas Rois.
Saat melahirkan panti akan membuat pernyataan dengan orang tua bayi. Mereka harus sadar bayinya memang ditipkan panti suka rela. Dan berjanji jika sudah siap harus mengambilnya. Pihak panti juga berpegang teguh bayinya tidak boleh diadopsi orang lain.
“Itu harus Mas. Karena apapun dia adalah ibunya. Dia harus tanggung jawab merawat anaknya. Bukan diadopsikan kepada orang lain. Panti sendiri sifatnya hanya membantu sementara,”kata Rois lagi.
Tapi memang, banyak yang akhirnya kabur entah kemana. Tidak menengok lagi anaknya. Bahkan hingga bayi-bayi mereka menjadi hesar di panti. Itupun tetap diasuh dengan baik oleh panti. Bahkan disekolahkan hingga sarjana.
Soal menolak adopsi ini, menurut Rois menjadi tantangan tersendiri di panti. Mayoritas orang yang datang dan menelpon dirinya berniat mengadopsi bayi. Ada yang kasihan. Ingin mengurangi beban panti. Ada pasangan yang tidak punya anak dan pengin mengasuh anak kecil.
“Tapi kami kekeh. Bahkan ada artis ibu kota yang ijin adopsi untuk saudaranya yang belum punya anak. Tetap kami tolak,”tegasnya.
Karena itu, setiap ada wanita yang minta dibantu persalinan, Rois wanti-wanti untuk bertanggung jawab pada bayinya. Menurutnya hak seorang anak bayi ya diasuh ibunya. Sedang kewajiban seorang ibu ya mengasuh bayi dari perutnya. Mereka berani berbuat harus mau bertanggung jawab.
“Saya pribadi juga menolak keras adopsi. Selain rawan penyimpangan, itu tidak mendidik untuk orang tuanya. Mereka harus tanggung jawab,”harapnya.
Dari puluhan wanita yang melahirkan di pantinya, mereka tidak saja datang dari Semarang dan Jawa Tengah. Tetapi dari kota-kota Besar seperti Bandung dan Jakarta. Bahkan beberapa dari luar Jawa. Yang miris menurut Rois, kini makin banyak anak usia SMP sudah hamil.
“Ada yang masih SMP kelas dua Mas. Datang ke sini sudah hamil tua. Kami ikut sedih,”katanya lagi.
Namun dengan pertolongan Alloh, Panti Manarul Mabrur di Jln Shirotol Mustaqim No 1, kampung Pudak Payung Kelurahan Pudak Payung Kecamatan Banyumanik Kota Semarang, ini masih mampu membantu orang yang membutuhkan. Bahkan pelan-pelan fasilitas untuk bayi juga bertambah. Jika dulunya bayi-bayi masih tidur di kasur bawah, sekarang sudah ada ranjang-ranjang khusus bayi. Satu ranjang untuk satu anak. Sehingga lebih nyaman.
“Semua datang sendiri Mas. Kami tidak beli. Alloh yang membelikan lewat tangan-tangan para dermawan,” tutupnya. (jan/bersambung)