JATENGPOS.CO.ID, SRAGEN – Suara Isak tangis mewarnai para guru honorer saat mengadukan nasib mereka ke DPRD Sragen, Senin (6/11). Mereka yang telah bekerja puluhan tahun menuntut segera diangkat menjadi Pegawai Pemerintah Perjanjian Kerja (P3K). Lantaran selama ini hak mereka sebagai pendidik tidak jelas dengan upah yang juga tak sesuai harapan. Karena situasi yang tak jelas, tak jarang guru honorer yang putus asa dengan nasib mereka.
Ketua paguyuban honorer pengabdian diatas 10 tahu Joko Susilo mengungkapkan, banyak pegawai honorer khususnya dari guru yang telah mengabdi 24 tahun yang saat ini belum diangkat menjadi P3K. Disisi lain, malah masa pengabdian baru 3 tahun yang diangkat dengan dalih hasil tes CAT lebih baik.
“Seharusnya masa pengabdian dan pengalaman jadi dasar pengangkatan sebagai honorer menjadi P3K,” tandas Joko yang juga guru SDN 2 Ngargotirto, Sumberlawang yang bekerja 19 tahun ini.
Sulistyoningsih guru honorer SMPN 2 Sambungmacan ini malah seakan terus terdegradasi dari tenaga honorer selama 19 tahun. Karena awalnya sebagai guru SMK Negeri di Sragen, karena tidak memiliki sertifikasi akhirnya kini memilih mengajar di SMP.
“Parahnya lagi, saat ini mengadu nasib bersama para guru honorer SD, karena jelas pengabdian belasan tahun tidak bisa dijadikan dasar pengangkatan menjadi P3K. Maka kami berharap dinas terkait maupun pemerintah pusat memperhatikan nasib kami,” tutur Sulistyoningsih sambil meneteskan air mata.
Senarda diungkapkan Dwi Sulisyowati langsung menangis keras dengan nasib honorer sepertinya. Pengabdian selama 19 tahun kalah dengan CAT. Apalagi observasi sudah tidak berlaku lagi dalam rekruitmen baru ini.
Komisi IV yang menerima audiensi itu diantaranya Sugiyamto dari Fraksi PDIP, Fatchurrahman dari PKB dan Haryanto dari PKS ikut mendesak pemerintah pusat maupun daerah segera mengangkat para guru honorer segera diangkat P3K.
“Kami mendesak dinas terkait segera mendata tenaga honorer yang saat ini belum terakomodir untuk segera diajukan untuk bisa diprioritaskan dalam pengangkatan P3K tahun ini,” tandas Sugiyamto.
Menurut Sugiyamto yang juga anggota Fraksi PDIP DPRD Sragen ini pihaknya dari data honorer yang pengabdianya lebih dari 10 tahun secara pengalaman lebih matang. Seharusnya mereka mendapatkan prioritas untuk pengangkatan P3K. Pihaknya akan mengawal langsung ke mentrian untuk mendapatka priotas utama.
“Kinerja mereka harus diapresiasi bukan malah dikerjai,” tegas Sugiyamto.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sragen Prihantomo menjelaskan, pihaknya akan mengakomodir permintaan tenaga honorer itu untuk berjuang mengabulkan harapan mereka.
“Tapi yang harus disadari semua terbentur aturan yang ada, maka terpenting mari berdoa berjuang bersama para guru yang telah mengabdi sekian tahun untuk bisa diakomodir,” tutur Prihantomo
Diketahui saat ini ada 877 guru honorer yang lolos pendaftaran untuk bisa diangkat menjadi tenaga P3K di Sragen. (ars)