Ngesti Nugraha Ungkap Pertanian Organik Modern Lebih Menguntungkan

SENAM MUTIARA: Calon Bupati Petahana Semarang Ngesti Nugraha saat mengikuti senam bersama ibu-ibu dan pendukung di Posko Pemenangan MUTIARA di Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. FOTO:DOK/JATENGPOS

JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN– Ngesti Nugraha mengatakan petani di Kabupaten Semarang secara bertahap menerapkan pola pertanian modern dengan organik. Pola demikian terbukti lebih menguntungkan, dan kesuburan tanah pertanian juga tetap terjaga.

“Petani kita harapkan tidak lagi bergantung pada pupuk kimia yang susah, harga mahal, dan kurang baik untuk kondisi tanah. Proses pengolahan pertanian menggunakan alat pertanian modern, seperti drone sprayer untuk menyemprot pupuk organik di lahan pertanian,” ujar Ngesti Nugraha seusai acara senam bersama dan pembagian sayuran gratis di Posko Pemenangan MUTIARA di Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jumat (4/10/2024).

Ngesti Nugraha mencontohkan petani organik yang telah berhasil dikembangkan di Desa Candirejo Kecamatan Tuntang sukses menekan biaya produksi dengan hasil panen sangat meningkat.

Seperti panen raya padi di lahan organik Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Mandiri di Candirejo, belum lama ini, dari luas lahan 1 hektar sebelumnya menggunakan pupuk kimia 525 kilogram mampu menghasilkan panen 7 ton.

iklan
Baca juga:  Rektor UNW Tanggapi Keputusan MK sebagai Wujud Penghormatan Kaum Muda

Hasil panen berbeda setelah menggunakan pupuk organik sepenuhnya. Produktifitas panen padi varietas unggul Inpari 32 (IR 32) dengan menggunakan pupuk kandang yang difermentasi, hasilnya per 1 hektar berhasil panen sebanyak 9,6 ton.

“Artinya ada kenaikan hasil panen sebanyak 2,6 ton. Ini sudah sangat bersyukur hasilnya meningkat dan kondisi tanah tetap subur terjaga. Menguntungkan lagi terhindar dari hama tikus,” jelas Ngesti Nugraha.

Ditambahkan, jika dengan beralih dari pupuk kimia ke pupuk organik tersebut sudah jelas meningkatkan pendapatan para petani. Satu kali panen dengan lahan yang menggunakan pupuk organik, pendapatan petani ini bisa mencapai sekitar Rp 46 juta.

“Hitungan tersebut dengan modal Rp 6 juta mendapatkan hasil panen 9,6 ton, harga gabah di kisaran Rp 6.500,-. Jika ini stabil maka kesejahteraan dan ekonomi petani tentu mengarah ke arah yang lebih baik lagi ke depan,” terangnya.

Baca juga:  Pacu Penuntasan RTLH, Tahun Depan Pemprov Tingkatkan Dana Bankeupemdes

Ditegaskan Calon Bupati Petahana Semarang yang diusung 17 parpol ini, Kabupaten Semarang tentu terus menggencarkan ini melalui sosialisasi terhadap penggunaan pupuk organik sebagai penggati pupuk kimia, dengan estimasi sebagaimana sudah dibuktikan oleh para petani Candirejo.

Diberitakan sebelumnya, kepedulian terhadap nasib petani sayuran yang tengah terpuruk akibat harga sayuran di tingkat petani yang sangat murah, Ngesti Nugraha tergerak memborong hasil panen sayuran petani di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang untuk dibagikan-bagikan secara gratis.

Wujud kepekaan sosial Calon Bupati Petahana yang berpasangan Calon Wakil Bupati Semarang Hj Nur Arifah (MUTIARA) dengan nomor urut 01 ini terlihat saat senam bersama diadakan di Posko Pemenangan MUTIARA di Kesongo, Tuntang, Kabupaten Semarang, Jumat (4/10/2024) pagi.

Baca juga:  Penguatan Fasilitas Tekhnologi Dapat Mendongkrak Kualitas Kadar Garam

Pembagian sayuran seberat total satu ton tersebut dikemas dalam kantong plastik berukuran. Satu paket kantong terdiri dari berbagai sayur, yakni kubis, wortel, seledri, tomat, terong, dan sawi putih. Dibagi-bagikan kepada ibu-ibu seusai senam bersama.

“Kita membeli sayuran langsung dari petani di Kecamatan Getasan untuk membantu mereka. Kasihan harga sayur saat ini turun drastis. Seperti kubis harga per kilogram Rp 500,- tidak ada untung didapat, maka kita membeli dengan Rp 750. Kita beli lebih mahal agar membantu petani supaya harganya kembali meningkat,” ujar Ngesti Nugraha didampingi Nur Arifah. (muz)

iklan