spot_img
28.8 C
Semarang
Sabtu, 28 Juni 2025
spot_img

Juve Lupakan Scudetto

Setelah Digasak Atalanta 4-0

JATENGPOS.CO.IDTURIN – Atalanta mulai membusungkan dada setelah berjaya di markas Juventus, pada laga lanjutan Liga Italia 2024/2025, Senin (10/03/2025) dini hari WIB. Kemenangan 4-0 memberi jalan bagi Atalanta guna berstatus kandidat kuat jawara Serie A musim ini.

Dua penggawa Atalanta, Marten de Roon dan Davide Zappacosta, memberikan pujian kepada rekan-rekannya yang tampil luar biasa setelah sukses menghancurkan Juventus. Kemenangan ini semakin meningkatkan kepercayaan diri La Dea menjelang pertandingan penting melawan Inter Milan.

Davide Zappacosta menegaskan, meraih kemenangan melawan tim raksasa seperti Juventus, bukanlah sebuah kebetulan. Ia berpendapat, Atalanta telah menunjukkan kualitas luar biasa, dan layak memburu Inter Milan.

Sejak awal pertandingan, Atalanta memperlihatkan dominasi dan berhasil mencetak gol melalui Mateo Retegui, Marten De Roon, Zappacosta, serta Ademola Lookman. Kemenangan ini tidak hanya memperkuat posisi ketiga Atalanta di klasemen, tetapi menjaga peluang mereka dalam perburuan gelar Serie A.

“Kami sangat bersemangat. Kami tahu rekor buruk kami melawan Inter, tapi hasil ini mengirim sinyal kuat kepada semua orang,” ujar De Roon.

Marten de Roon menganggap kemenangan 4-0 atas Juventus sebagai ‘performa besar’ dari Atalanta. Meskipun sempat merasa frustrasi karena tidak berhasil mencetak gol kedua di babak pertama, De Roon merasa puas dengan reaksi positif yang ditunjukkan oleh timnya di babak kedua.

“Kami menciptakan banyak peluang dan semua pemain layak menjadi ‘Man of the Match’, karena memang itu wajar,” ungkap De Roon. Kemenangan ini dinilai sebagai modal sangat penting menjelang pertandingan melawan Inter Milan.

Baca juga:  Mantan ManCity Jadi Presiden Georgia

De Roon mengakui Inter Milan merupakan tim terbaik di liga saat ini, namun Atalanta bertekad untuk menunjukkan mereka mampu bersaing. “Kami ingin membuktikan punya andil dalam perburuan gelar,” tambahnya.

Atalanta berharap dapat terus meraih hasil positif dan bersaing di papan atas klasemen. Dukungan dari para penggemar juga diharapkan dapat memberikan motivasi tambahan bagi para pemain untuk tampil maksimal di setiap laga yang dilakoni.

Davide Zappacosta berhasil mencetak gol ketiga untuk Atalanta dengan sebuah aksi tim yang sangat memukau. Gol ini menjadi bukti nyata akan dominasi Atalanta atas Juventus dalam pertandingan tersebut.

Zappacosta mengungkapkan, timnya selalu siap membuktikan kualitas mereka, terutama setelah mengalami kekalahan di Liga Champions dan hasil imbang melawan Venezia. “Kami sangat senang. Sempat ada yang meragukan kami, tapi tim membuktikan Atalanta selalu ada,” katanya.

Ia juga menambahkan bahwa memiliki impian adalah hal yang positif dan memberikan semangat tambahan. “Bermimpi itu sehat dan memberi adrenalin ekstra. Bukan kebetulan jika kami masih bersaing di bulan Maret. Kami ingin juara,” tegas Zappacosta.

Lima kemenangan beruntun yang diraih Juventus terhenti di pekan 28 Serie A. Melawan sesama tim empat besar, Atalanta di Allianz Stadium, Senin (10/03/2025) dini hari WIB, Il Bianconeri kalah dengan skor mencolok 0-4.

Hasil itu mengakhiri asa Juventus dalam perburuan titel Serie A atau Scudetto musim ini. Sebaliknya untuk La Dea – julukan Atalanta, mereka kini mengoleksi 58 poin di urutan tiga dan berada di bawah Inter Milan (61 poin) dan Napoli (60 poin).

Baca juga:  Van Nistelrooy Pengganti Ten Hag

Juve juga menelan kekalahan terbesar di laga kandang pada laga Serie A untuk kali pertama sejak 22 Oktober 1967 (kalah 0-4 lawan Torino).

Usai laga, Thiago Motta ditanya apakah kekalahan dari Atalanta ini lebih buruk ketimbang dieliminasi Empoli melalui adu penalti di Coppa Italia?.

Thiago Motta tidak menganggap seperti itu. Dia mengklaim, Juventus memulai laga dengan baik. Hanya saja gol Mateo Retegui melalui penalti menit ke-29 mengubah segalanya. “Ini adalah kekalahan yang tidak kami sukai, tetapi saya tidak menempatkannya pada level yang sama dengan kekalahan dari Empoli,” kata Thiago Motta.

“Itu adalah situasi yang berbeda. Tim kami memulai dengan baik dan kemudian setelah insiden penalti, permainan berubah. Kami perlu menjaga keseimbangan kami dan kami tidak melakukan itu, tetapi itu sebagian karena kurangnya pengalaman di tim,” tambahnya.
Namun Thiago Motta menjelaskan lebih baik I Bianconeri melupakan kemungkinan meraih Scudetto. “Kami kesulitan secara psikologis dengan gol pertama dan menjadi tidak seimbang, memberikan Atalanta lebih banyak ruang untuk berlari dengan pemain seperti Ademola Lookman dan para bek sayap mereka,” cetusnya.

“Setelah kekalahan seperti ini, kami sedih, kami kecewa, namun pada saat yang sama, pembicaraan mengenai Scudetto yang sempat menyeret kami tidak akan lagi dibicarakan,” lanjutnya. (bol/riz)

spot_img

TERKINI