Oleh: Puji Harsono
Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian UNS Surakarta
PERTANIAN organik, secara holistik mendukung pertanian berkelanjutan yang menghasilkan sistem pangan mencakup dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan. Dampak ekonomi; memberikan dampak lapangan pekerjaan, pendapatan, pajak dan menjamin ketersediaan pangan.
Dampak sosial; memberikan nilai tambah, tradisi budaya nutrisi dan kesehatan, hak dan keselamatan kerja. Dampak lingkungan; menurunkan emisi karbon, kesehatan tanah dan tanaman, meningkatkan biodiversitas dan mengurangi toksisitas. Paradigma baru dalam pembangunan pertanian dewasa ini diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia yang seimbang dengan alam yang berjalan secara lestari dan berkesinambunga
Optimalisasi lahan pekarangan merupakan pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga. Pemanfaatan lahan pekarangan berbasis tomat organik sebagai salah satu upaya mikro pengembangan hortikultura dan sekaligus mendukung program pemerintah Pekarangan Pangan Lestari. Tomat merupakan tanaman sayuran buah sebagai sumber gizi protein nabati, vitamin dan mineral yang diperlukan oleh tubuh manusia. Kekurangan vitamin dapat menimbulkan penyakit rabun mata, beri-beri, kulit dan malnutrisi yang mengganggu kesehatan tubuh.
Bahan organik yang diberikan ke tanah dapat mempengaruhi sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Sumber bahan organik seperti kotoran ternak sebagai sumber efektif hara mineral (N, P dan K) dan mempengaruhi dinamika ketersediaan nutrien. Arang-bio dapat digunakan untuk memperbaiki struktur tanah, kesuburan tanah, meningkatkan retensi air dan mineral, menurunkan aliran permukaan (run off) nutrisi, meningkatkan efisiensi pemupukan. serta meningkatkan produksi biomassa tanaman.
Nanoteknologi biopestisida mampu larut dan terserap secara merata pada tanaman sehingga efektif menurunkan intensitas hama dan penyakit. Minyak serai wangi yang digunakan dalam pengendalian hama/ penyakit utama tanaman tomat dengan teknologi nanobiopestisida memberikan dalam meningkatkan toksisitas, meningkatkan umur simpan, dan meningkatkan kelarutan dalam air pestisida yang sulit larut.
Minyak serai wangi mengandung senyawa aktif yang dapat digunakan sebagai bahan baku pestisida nabati untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman tomat. Hal ini berkaitan dengan sifatnya yang mampu membunuh, mengusir, dan menghambat aktivitas makan hama, serta mengendalikan penyakit tanaman yang bersifat antijamur, antibateri, antivirus, dan antinematoda
Pemanfaatan mulsa organik seresah tanaman dalam budidaya tomat di lahan pekarangan untuk mewujudkan pekarangan pangan lestari memberikan beberapa keuntungan: (a) melindungi tanah dari butir-butir hujan, `sehingga erosi dapat dikurangi, tanah tidak mudah menjadi padat; (b) mengurangi penguapan (evaporasi), ini sangat bermanfaat pada musim kemarau karena pemanfaatan air (lengas tanah) menjadi lebih efisien; (c) menciptakan kondisi lingkungan (dalam tanah) yang baik bagi aktivitas mikroorganisme tanah; (d) setelah melapuk bahan mulsa akan meningkatkan kandungan bahan organik tanah; dan (e) menekan pertumbuhan gulma.
Budidaya tomat organik di lahan pekarangan mengacu good agricultural practices (GAP). Praktek pertanian yang baik atau GAP digunakan untuk merujuk hingga elemen yang sangat beragam, mulai dari pemantauan penggunaan pestisida, hingga aspek yang lebih menyeluruh sistem produksi primer dan pasca produksi, seperti penilaian dampak lingkungan atau kondisi tenaga kerja. GAP mencakup penerapan teknologi yang ramah lingkungan, pencegahan penularan organisme pengganggu tanaman, menjaga kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan petani, dan prinsip penelusuran balik (traceability).
Pekarangan pangan lestari berbasis tomat organik paling tidak sebagai salah satu solusi tuntutan masyarakat akan kebutuhan pangan yang aman dan ramah lingkungan: produknya lebih kaya nutrisi dan mineral; lebih aman untuk dikonsumsi karena bebas residu kimia sintetis, bebas residu hormon sintetis dan antibiotic, bebas genetically modified organism (GMO) atau transgenik; ramah lingkungan karenan mampu meningkatkan jumlah mikroorganisme tanah, menciptakan keseimbangan musuh alami, menjaga keseimbangan agroekosistem dan penerapan pertanian yang berkelanjutan.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui PKM HGR UNS 2025 bermitra dengan Pokdawis Johosari I, Desa Joho, Kabupaten Sukoharjo bertujuan (1) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam budidaya organik tanaman tomat, (2) menyediakan kebutuhan pangan keluarga yang sehat secara mandiri.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Universitas Negeri Sebelas Maret yang telah mendanai kegiatan Pengabdian Masyarakat melalui dana non APBN dalam skema Program Kemitraan Masyarakat Hibah Grup Riset. (*)