JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Yayasan sosial atau panti di kota Solo ini sangat mulia. Khusus menampung dan mengalola anak-anak terinveksi HIV/AIDS.
Ada 39 anak yang ditangani. Semuanya “korban” dari ibunya yang mengandung dalam kondisi mengidap penyakit mematikan ini.
Itulah Yayasan Lentera Surakarta. Yang berada di Jln Ir.Sutami, kecamatan Jebres, kota Surakarta atau Solo. Tak jauh dari kampus UNS. Di tanah makam pahlawan, yang terpisah dari pemukiman warga.
“Kami berdiri sejak 2013, tetapi pindah di komplek makam ini tahun 2019,”kata Yunus Prasetyo, Ketua Yayasan Lentera Surakarta, kepada Jateng PosTV, Selasa (18 Oktober 2022).
Menurut Yunus, dari 39 anak yang diasuhnya, semuanya dalam kondisi tertular HIV. Itu lantaran dia lahir dari ibu yang menderita HIV saat hamil. Bisa jadi ibunya pekerja seks komersial yang hamil. Sehingga bayinya tertular.
“Atau wanita biasa tetapi terkena virus dan tidak menyadarinya. Sehingga ketika lahir bayinya juga tertular,”imbuhnya.
Karena itu menurut aktivis HIV ini, perlu mendeteksi masyarakat untuk mengetahui siapa saja yang terjangkit HIV. Jika ketahuan, seorang pria atau ibu positif HIV bisa diobati dan diamankan untuk perawatan khsusus.
Termasuk seorang wanita, jika dia positif HIV dan hamil, harus didampingi sampai melahirkan. Anak bayinya bisa selamat dan tidak akan tertular asal cara melahirkanya benar.
“Yaitu, melahirkanya tidak boleh normal, harus operasi supaya bayi tidak lewat vagina dan tidak terkontaminasi air ketuban,”tambahnya.
Setelah itu, ibu pengidap HIV juga tidak boleh menyusui ASI bayinya. Karena penularan HIV bisa melalui empat hal. Yang pertama hubungan seksual, jarum suntik, transfusi darah, dan menyusui.
“Tetapi yang utama itu hubungan seksual, kalau jarum suntik, transfusi darah, dan menyusui itu secara medis sudah bisa diatasi,”kata Yunus.
Kata Yunus, 39 anak yang masuk pantinya itu hanya jumlah kecil dari yang ada di masyarakat. Banyak pasien yang masih ikut keluarganya. Bahkan di Jawa Tengah menurutnya ada lebih 400 anak yang tertular HIV dari ibunya.
“Yang dikirim ke yayasa Lentera ini hanya kecil saja, karena mereka dikirim ke sini oleh Dinsos setelah melakukan deteksi di masyarakat,”jelasnya.
Dari 39 anak itu, dikirim Dinsos dari berbagai kota/kabupaten di Indoensia. Ada dari DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga luar Jawa. Yayasan Lentera juga hanya menerima anak yang dikirim Dinsos alias tidak boleh mencari sendiri.
Anak-anak yang datang itu dengan berbagai kondisi. Ada yang sudah akut, sedang, dan ringan.
“Kami ini ibaratnya jadi tempat ndandani (pembenahan), anak-anak yang sudah bermacam-macam kondisi,”kata pria yang pernah menjadi Ketua Yayasan Mitra Alam, yang juga bergerak di bidang advokasi HIV ini.
Lantas, bagaimana penanganan anak-anak di panti ini? Apakah tidak menular? Ikuti tulisan berikutnya. (jan)