JATENGPOS. CO. ID, KUDUS-Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus menemukan sebanyak 261 kasus positif Tuberkulosis (TBC). Dari sebelumnya tercatat ada 2.648 orang yang suspek penyakit menular tersebut. Dari jumlah itu, puluhan pasien masih tergolong anak-anak.
Berdasarkan data dari DKK Kudus, 261 orang yang positif terpapar TBC itu, sebanyak 159 kasus merukana temuan baru. Sisanya sebanyak 34 kasus merupakan kasus kambuh. Kemudian sebanyak 33 kasus, terjadi pada anak-anak, serta kasus baru ditambah paru dan kasus baru BTA.
Wakil Supervisor TBC DKK Kudus, Andi Purwono mengatakan, tas temuan kasus TBC tersebut, Kudus telah menjadi satu dari lima daerah yang menjadi pilot project penanganan TBC bersam USAID. Empat daerah lainnya yakni Cilacap, Kota Semarang, Surakarta, dan Tegal.
‘’Alasan jadi pilot projek yakni jumlah kasusnya tinggi, dan mencapai indikator sudah dapat mewakili karisidenan dan karakteristik di wilayah tersebut,’’ ungkapnya.
Selama penanganan, kata Andi, akan ditempatikan tim khusus di Kudus, guna melakukan intervensi. Mulai dari skrening aktif dan pasif. Khusus skrening pasif, nantinya diperkuat jejaring internal dari puskesmas maupun rumah sakit. Sehingga ketika ada pasien, langsung diarahkan ke layanan khusus TBC.
Lanjutnya, sementara untuk yang aktif, tim medis yang akan turun langsung ke populasi beresiko atau masyarakat. Pihaknya sendiri merencanakan untuk mendatangi ke pondok pesantren, maupun perusahaan yang cukup banyak tersebar di Kudus.
‘’Hasil dari skrening itu, nantinya akan dianilisis, perlu diintervensi seperti apa,’’ tuturnya.
Andi menambahkan, untuk penanganan TBC di Kudus bekerja sama dengan USAID telah kontrak selama lima tahun. Melalui kerja sama ini, diharapkan mampu mencapai eliminasi kasus TBC secara signifikan di tahun 2028 mendatang.
‘’Sedang untuk bebas TBC, targetnya sampai 2050 mendatang,’’ pungkasnya. (han/rit)