JATENGPOS.CO.ID, KUDUS – Pelaksanaan rehabilitasi sekolah rusak di Kabupaten Kudus berjalan lemot. Mengingat dari 58 sekolah rusak yang bakal diperbaiki, baru 38 sekolah yang telah berproses. Adapun total anggaran yang dikucurkan sebesar Rp9,3 miliar yang bersumber dari APBD Kabupaten Kudus 2025.
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Kudus, Harjuna Widada melalui Kabid Pendidikan Dasar, Anggun Nugroho menjelaskan, hingga saat ini baru 38 sekolah yang telah memulai pengerjaan fisik hingga akhir Agustus 2025.
‘’Sisanya 13 masih dalam proses pengadaan barang dan jasa (barjas),’’ ungkap Anggun, baru-baru ini.
Sambungnya, pada pelaksanaan rehab sekolah tahun ini, terdapat tujuh sekolah yang masuk pergeseran APBD Perubahan 2025. Sebab terjadi kesalahan penginputan lokasi sekolah sasaran yang tidak sesuai. Sedang anggaran untuk rehab tujuh sekolah tersebut sebesar Rp900-an juta.
Anggun merincikan, dari 13 sekolah rusak yang masih dalam proses pengadaan barjas, sebanyak 5 sekolah di antaranya sudah memasuki tahap pelelangan. Sedangkan, 8 sekolah lainnya masih dalam proses pengadaan alat-alat peraga.
‘’Targetnya, September bisa mulai pengerjaan fisik. Itu di antaranya ada SD 1 Terban, SD 3 Kesambi, SD 4 Rahtawu, lalu SD 4 Ngembalrejo,’’ ungkapnya.
Adapun anggaran perbaikan pada masing-masing sekolah terseut, berkisar pada rata-rata sekitar Rp 200 juta. Sementara untuk sekolah rusak yang menelan anggaran terbesar yakni SDN 1 Terban, Kecamatan Jekulo, yakni dialokasikan sebesar Rp 800 juta.
Selain anggaran Rp9,3 miliar dari APBD, tahun ini Disdikpora Kudus juga mendapatkan alokasi anggaran untuk pemeliharaan sekolah rusak dari Perubahan APBD Tahun 2025 sebesar Rp700 juta.
‘’Anggaran pemeliharaan ini untuk memperbaiki sekolah-sekolah dengan kerusakan yang mendadak, urgen, dan tidak ter-cover anggaran APBD murni maupun perubahan,’’ tuturnya.
Pihaknya berharap, dengan upaya perbaikan sekolah rusak ini, dapat membuat sarana dan prasaran (sarpras) menjadi aman dan nyaman bagi kegiatan pembelajaran,’’Setelah diperbaiki, ke depan guru dan siswa tidak perlu khawatir dengan kondisi sarprasnya,’’ tutup Anggun. (han/rit)