JATENGPOS.CO.ID, PEKALONGAN – Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Kota Pekalongan bersama Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dindagkop UKM) menggelar pelatihan Batik Eco-Print di Museum Batik Kota Pekalongan, Jumat (24/12). Tujuanya, untuk mengurangi limbah batik dan pengembangan jenis usaha untuk para pelaku UMKM maupun untuk para pemula.
“Batik Eco-Print dikenal memiliki nilai seni tinggi karena dibuat dengan cara mereplika daun atau bunga tumbuhan ke dalam kain. Tidak hanya menarik, Batik Eco-Print juga ramah lingkungan karena memakai bahan alami. Sehingga tak menimbulkan pencemaran lingkungan,” kata Ketua Dekranasda Kota Pekalongan, Hj. Inggit Soraya.
Inggit mengaku, beberapa waktu lalu mendapat pelatihan Eco-Print bersama para istri Kepala Daerah di Bogor. Kemudian dia share di medsos. Ternyata, banyak warga Pekalongan yang tertarik pada Eco-Print dan minta diadakan pelatihan di Pekalongan. “ Alhamdulillah hari ini bisa terealisasi pelatihan Eco-Print,” cetus Inggit.
Batik Eco-Print berbeda dengan batik cap atau batik tulis. Kalau batik cap atau tulis menggunakan lilin atau malam dalam proses pembuatannya. Sedangkan ini pewarnaannya murni dari warna alam, dari daun, bunga atau tanaman kemudian ditata di kain, digulung dan dikukus setelah itu mengeluarkan motif atau warna yang cantik.
Usai mempraktikkan pembuatan Batik Eco-Print, Inggit berharap, peserta pelatihan dapat mengembangkan, menekuni dan membagi ilmu yang didapat kepada keluarga, teman dan masyarakat sekitar. “Semoga para peserta UKM bisa untuk pengembangan usahanya dan untuk pemula bisa menjadi ide usaha baru,” tutur Inggit. Sementara itu, Kabid Perdagangan Dindakop-UKM, Junaenah, menyebutkan peserta yang hadir 30 orang, dimana 20 peserta adalah para pelaku UKM yang sudah melaksanakan usaha dan 10 peserta pemula dari anggota TP PKK se-Kota Pekalongan. (Laila/didik)